Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Kompas.com - 17/05/2024, 13:57 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Viral sebuah video di media sosial X (dulu Twitter) menunjukkan petani jagung menangis histeris karena harga jagung anjlok.

Dalam video yang diunggah akun @D**** tampak seorang petani yang menangis histeris di atas jagung.

"HARGA JAGUNG ANJLOK! Petani jagung di Kalukku, Mamuju ini menangis histeris gara2 harga jagung anjlok dalam beberapa hari terakhir," tulis akun tersebut.

Baca juga: Cuaca Buruk, Harga Jagung, Kedelai, hingga Gandum Melambung

Merespons hal itu, Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita mengungkapkan, setelah video itu viral, Bulog Mamuju langsung turun ke lapangan untuk mengecek kebenaran infromasi tersebut.

Namun berdasarkan pengecekan di sana ternyata tidak ditemukan harga jagung di daerah itu anjlok.

"Bulog sudah ke sana tetapi ternyata tidak ditemukan jagung dengan harga segitu. Begitu berita viral Bulog langsung mengecek ke sana tetapi ternyata tidak ditemukan jagung dengan harga segitu (anjlok)," ujarnya di Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Baca juga: Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Lebih lanjut kata Feby, berdasarkan hasil pengecekkan, hasil panen petani yang menangis tersebut tidak banyak namun hanya 20 kilogram.

"Di video (banyak) hamparan jagung tapi pas dicek hanya 20 kilogram," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintah sudah beberapa kali menaikan harga acuan pembelian (HAP) jagung dari Rp 3.500 per kg, jadi Rp 4.200 per kg, dan kini jadi Rp 5.000 per kg.

Langkah itu dilakukan agar petani mendapatkan harga yang layak atas hasil produksi jagungnya.

Baca juga: Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Dia mengimbau kepada petani jagung jika harga jagung anjlok karena panen raya, langsung melaporkan hal ke pemerintah agar bisa diserap dengan harga yang sudah ditentukan.

"Karena memang selama 2 bulan ini jagung lagi panen-panennya sehingga ketika harga jatuh petani bisa segera melaporkan ke Bulog atau ke Bapanas agar bisa diserap. Jangan diviralkan," ungkapnya.

"Kalau ada seperti itu langsung kasih tahu lokasinya agar dicek, bukan diviralkan tapi langsung kasih tahu lokasi dimana supaya bisa kita serap," tegas Arief.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com