Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih "Kawinkan" EXCL dengan Smartfren, Ini Alasan Axiata

Kompas.com - 14/06/2024, 09:07 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Axiata Group Berhad mengungkapkan alasan memilih PT Smartfren Telecom Tbk untuk digabungkan atau merger dengan anak usahanya, PT XL Axiata Tbk (EXCL). Salah satunya karena mengincar penambahan pangsa pasar di Indonesia.

Group Chief Financial Officer Axiata Group Berhad Nik Rizal Kamil mengatakan, pihaknya memilih Smartfren agar dapat bersaing dengan PT Telkomsel dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) yang merupakan pemain terbesar dalam sektor telekomunikasi di Indonesia.

Kata dia, Telkomsel menguasai hampir 60 persen pasar di Indonesia sedangkan XL tadinya merupakan peringkat kedua terbesar dengan menguasai 17 persen pasar. Barulah di peringkat selanjutnya ada PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia.

Baca juga: Axiata Group Targetkan Proses Merger XL dan Smartfren Rampung Akhir 2024

Namun, posisi EXCL kemudian menjadi tergeser lantaran Indosat merger dengan Hutchison menjadi IOH dan menguasai sekitar 28 persen pasar Indonesia. Untuk itulah XL perlu menggandeng Smartfren yang menguasai 10 persen pasar agar jika bergabung dapat hampir menyamai pangsa pasar IOH.

"Kalau XL dan Smartfren digabung, pangsa pasarnya menjadi 26-27 persen. Jadi 1-2 persen di bawah IOH. Jadi dengan skala, bisa mendapatkan alasan besar untuk merger juga sinergi," ujarnya saat media briefing di Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Kemudian, pihaknya juga mengincar penambahan spektrum operasi. Saat ini EXCL memiliki spektrum lebih dari 90 MHz dan Smartfren memiliki lebih dari 60 MHz sehingga perlu dilakukan penggabungan agar dapat menyaingi spektrum Telkomsel dan IOH yang lebih dari 150 MHz.

Dia menjelaskan, besar kecilnya spektrum akan mempengaruhi tingkat cakupan layanan dimana semakin kecil spektrum maka perusahaan perlu membangun lebih banyak menara dan infrastruktur untuk memperluas cakupan layanan.

"Di telekomunikasi, bisnis sangat kompetitif. Jika layanan tidak bagus, pelanggan akan pindah ke pesaing kami. Jadi jika kami melakukan merger agar memiliki 150 MHz plus dari perusahaan yang digabungkan. Jadi sama dengan Telkomsel dan IOH sehingga kami berada dalam posisi yang lebih kompetitif," jelasnya.

"Dan pada dasarnya setelah Smartfren, tidak ada lagi perusahaan besar yang masuk akal jika digabungkan. Jadi itulah sebabnya mengapa kami pilih Smartfren," sambungnya.

Selain itu, jika merger dilakukan maka pihaknya akan dapat memaksimalkan penempatan menara jaringan telekomunikasi.

Misalnya, jika terdapat dua menara dalam satu area yang sama maka satu menara akan dipindahkan ke area yang belum dijangkau XL maupun Smartfren. Itu artinya, perusahaan dapat memperluas jangkauan layanan dan dapat bersaing dengan kompetitor yang juga melayani area yang sama.

"Jadi dengan skala, dengan spektrum yang lebih besar, kami dapat memperluas jangkauan kami, kemudian dapat meningkatkan pendapatan dan profitabilitas," tuturnya.

Baca juga: Hasil Merger XL Axiata dan Smartfren Diproyeksi Akan Bernilai 3,5 Miliar Dollar AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com