Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Setahun Rupiah Melemah Hampir 10 Persen, Ekonom: Ini Tidak Baik untuk Perekonomian RI...

Kompas.com - 20/06/2024, 05:15 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sudah melemah hampir 10 persen dari tahun lalu (year on year/yoy). Depresiasi ini dinilai berdampak buruk terhadap perekonomian RI.

Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah setara dengan Rp 16.365 per dollar AS pada 19 Juli 2024. Sementara itu, pada periode yang sama tahun lalu, kurs rupiah masih setara Rp 14.995 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah sudah melemah sekitar 9,14 persen dalam kurun waktu satu tahun.

"Ini cukup tidak baik untuk perekonomian," kata pengamat ekonomi senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, dalam "Obrolan Newsroom" Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

Baca juga: Ekonom: Pelemahan Rupiah Pengaruhi Laju Pertumbuhan Pasar Saham

Pengusaha kena dampak pelemahan rupiah

Tauhid mengatakan, dampak dari pelemahan rupiah utamanya bakal dirasakan oleh para pelaku usaha.

Biaya produksi pelaku usaha berpotensi meningkat, seiring dengan meningkatnya harga komoditas dasar yang diimpor dari luar negeri.

"Ini kemudian memengaruhi bisnis mereka," ujarnya.

Selain itu, depresiasi rupiah juga bakal berdampak terhadap biaya pembayaran utang luar negeri yang lebih besar.

Bahkan, Tauhid bilang, depresiasi rupiah yang sudah hampir mencapai 10 persen dampaknya lebih besar dari tingkat suku bunga acuan yang tinggi.

"Risiko nilai tukar jauh lebih besar dari risiko suku bunga sendiri," ujar Tauhid.

Baca juga: Waspada Melemahnya Rupiah

Harga BBM bisa naik

Bukan hanya bagi pelaku usaha, dampak depresiasi rupiah pun bakal dirasakan masyarakat. Tauhid menyebutkan, salah satu dampak dari depresiasi rupiah yang bakal dirasakan masyarakat ialah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pasalnya, kurs rupiah merupakan salah satu faktor penentu badan usaha migas dalam menetapkan harga BBM. Oleh karenanya, depresiasi rupiah yang signifikan diproyeksi mengerek harga BBM.

"Ketika nilai tukar rupiah kita terdepresiasi katakan 10 persen itu harga BBM di pom bensin bergeraklah," ucap Tauhid.

Baca juga: Pantau Dampak Pelemahan Rupiah, Kemenhub: Belum Ada Maskapai yang Mengeluh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Whats New
Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Whats New
Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Earn Smart
2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Whats New
HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

Whats New
Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Whats New
Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Whats New
Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Whats New
Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Whats New
Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Whats New
Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit

Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit

Whats New
Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris

Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris

Whats New
Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor

Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor

Whats New
Adakah Cara Mengetahui PIN ATM dari Buku Tabungan?

Adakah Cara Mengetahui PIN ATM dari Buku Tabungan?

Spend Smart
APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com