Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Kompas.com - 27/06/2024, 12:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada usaha yang bisa berjalan mulus tanpa adanya hambatan. Hal tersebut dialami oleh Neneng Kurniasih.

Ia adalah seorang penjual kue dan baju di daerah Rindam, Pasar Rebo, Jakarta Timur yang sempat limbung usahanya akibat pandemi Covid-19 yang melanda.

Mulanya, Neneng mengawali usahanya dengan berjualan kue kering. Seiring dengan terkumpulnya keuntungan, ia kemudian memutar modalnya dengan menambah produk usaha, yaitu berjualan baju secara kredit.

“Awalnya saya memulai usaha berjualan kue kering pada 2012. Kue tersebut saya jual dengan sistem pre-order. Dari usaha jualan kue kering itu, terkumpul modal usaha baru, kemudian saya manfaatkan untuk berjualan baju secara kredit ke orang-orang. Namun, usaha saya sempat anjlok akibat pandemi Covid-19,” ungkap Neneng dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (27/6/2024).

Baca juga: Syarat Pinjaman PNM Mekaar Syariah untuk Modal Usaha

Setelah tak berjualan lama karena pandemi Covid-19 dan minimnya modal untuk memulai usaha lagi, Neneng kemudian dikenalkan dengan program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dari PT PNM oleh salah satu temannya.

Layanan ini merupakan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku UMKM yang diluncurkan sejak 2015.

“Saya kemudian mencoba pinjam modal ke PNM Mekaar sekitar 2021-2022. Saya dapat pinjaman sekitar Rp 6 juta. Modal tersebut saya manfaatkan untuk menjalankan usaha jualan baju, karena pikir saya saat itu makanan sudah banyak pesaingnya. Namun, setelah usaha jualan baju itu membuahkan keuntungan, saya akhirnya juga memanfaatkan pinjaman tersebut sebagai modal untuk berjualan kue kering lagi,” imbuh Neneng.

Baca juga: Meningkatkan Peran Perempuan Dalam UKM Melalui Pembiayaan UMi

 


Lewat produk usaha bernama Nastar Jadoel Emak Nye Ociit, Neneng mengaku banyak menerima pesanan kue kering. Kukis yang dijual bermacam-macam.

Nastar dalam kemasan toples 500 gram dijual seharga Rp 60.000, sagu keju Rp 55.000, putih salju Rp 60.000, kemudian ada biji ketapang Rp 40.000 dalam kemasan 600 gram. Neneng juga menjual peyek kemasan toples 5 liter seharga Rp 40.000

Menariknya, Neneng juga menerima pesanan dimsum. Biasanya, yang pesan adalah mahasiswa dari kampus sekitar tempat usahanya di Jakarta Timur. Semua makanan biasanya dipesan lebih dulu oleh pembeli lewat WhatsApp.

Baca juga: Pembiayaan Umi: Menumbuhkan Wirausaha yang Responsif Gender

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com