Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Mau Kembangkan Kendaraan Listrik, Luhut: Mustahil Bisa Tanpa Indonesia

Kompas.com - 20/06/2024, 21:23 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim Amerika Serikat (AS) tidak bisa mengembangkan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tanpa Indonesia.

Sementara kata Luhut, Negeri Paman Sam menargetkan produksi kendaraan listrik di negaranya dapat meningkat sebelas kali lipat pada 2030.

Dia mengungkapkan, Indonesia memegang peranan penting dalam produksi kendaraan listrik dimana negara ini menguasai hampir 70 persen pasokan bijih nikel dunia.

Baca juga: OJK Dorong Penerbitan Ketentuan Baku Asuransi Kendaraan Listrik

Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik. SHUTTERSTOCK/MIKE FLIPPO Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik.

Adapun bijih nikel merupakan salah satu bahan penting dalam pembuatan baterai lithium untuk kendaraan listrik.

"Ini saya sampaikan juga kepada teman-teman saya di Amerika. Saya katakan, "impossible kalian bisa meningkatkan 11 kali dari apa yang ada sekarang tanpa Indonesia" karena Indonesia kontrol mungkin lebih dari atau dekat 70 persen daripada nikel ore dunia," ujarnya saat acara MINDialogue di The Energy Building, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Luhut mengatakan, nilai ekspor bijih nikel yang sudah diolah atau diberikan nilai tambah bisa mencapai 70 miliar dollar AS pada 2030.

Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang hampir mencapai 40 miliar dollar AS.

Baca juga: PLN Mau Bikin 2.000 Tiang Listrik Jadi Charger Kendaraan Listrik

"Di ASEAN itu Indonesia yang terbesar di sana dan kita yang paling kaya di sana. Kita bersyukur kita sudah melakukan downstreaming beberapa tahun dan itu sudah kita lihat buahnya," ucapnya.

Selain itu, AS juga tertinggal jauh dari China dalam hal pengembangan teknologi smelter. Bahkan sekalipun AS memiliki modal yang besar untuk mengejar ketertinggalan itu, tidak akan bisa menyaingi teknologi smelter China.

Faktor ini semakin memperkuat kebutuhan AS akan Indonesia untuk meningkatkan produksi kendaraan listrik di negaranya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Punya Beragam Fungsi, INACA Dorong Penggunaan Helikopter di Indonesia yang Masih Minim

Punya Beragam Fungsi, INACA Dorong Penggunaan Helikopter di Indonesia yang Masih Minim

Whats New
Tingkatkan Volume Investasi, Bea Cukai Berikan Insentif Fiskal untuk Kawasan Bebas dan KEK di Batam

Tingkatkan Volume Investasi, Bea Cukai Berikan Insentif Fiskal untuk Kawasan Bebas dan KEK di Batam

Whats New
Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Whats New
Rupiah Tertekan, Pemerintah Pastikan Belum Bahas Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Rupiah Tertekan, Pemerintah Pastikan Belum Bahas Rencana Kenaikan BBM Subsidi

Whats New
Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Smelter Terbesar di Dunia Freeport Indonesia di Gresik Resmi Beroperasi

Whats New
Fordigi BUMN: Pekerja di Sektor Informal Naik 30 Persen tapi Banyak Belum Akses BPJS

Fordigi BUMN: Pekerja di Sektor Informal Naik 30 Persen tapi Banyak Belum Akses BPJS

Whats New
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 132,2 Triliun, Sri Mulyani: Turun 12,2 Persen

Whats New
Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Setoran Pajak dan Cukai Lesu, Penerimaan Negara Turun jadi Rp 1.123,5 Triliun per Mei 2024

Whats New
Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Allianz Hadirkan Produk Asuransi Flexi Medical, Apa Manfaatnya?

Earn Smart
2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Whats New
HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

Whats New
Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Whats New
Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Whats New
Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Whats New
Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com