Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Bapanas: Waktunya Meningkatkan Produksi Dalam Negeri

Kompas.com - 27/06/2024, 15:35 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo merespons ihwal pelemahan rupiah yang dinilai akan berpengaruh pada kenaikan harga pangan.

Terkait hal itu, dia menyatakan sudah saatnya Indonesia menggenjot produksi pangan dalam negeri.

“Ini waktunya kita meningkatkan produksi dalam negeri, apalagi harga pangan dunia sedang tinggi. Kita siapkan untuk produksi dalam negeri, kalau kita kelebihan pun kita bisa ekspor. Waktunya kita jadi lumbung pangan. Jadi kalau menyikapi currency rate yang tinggi, maka ini waktunya produksi dalam negeri," ujarnya dalam keterangannya, Kamis (27/6/2024).

Baca juga: Masihkah Indramayu Jadi Lumbung Pangan Nasional untuk Ketahanan Pangan?

Di sisi lain, Arif menekankan pentingnya penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP) sebagai instrumen pemerintah dalam menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan. 

Dia pun meminta seluruh pangku kepentingan (stakeholder) di bidang pangan bisa bekerjasama dalam meningkatkan produksi untuk cadangan pangan pemerintah. “Ini akan sangat bermanfaat karena digunakan untuk membantu menyerap produksi petani/peternak, diserap dengan harga yang baik, kemudian selanjutnya digunakan untuk intervensi pemerintah dalam stabilisasi pangan," jelas Arief.

Arief mengungkapkan, stok level masing-masing komoditas pangan strategis yang menjadi CPP berdasarkan Perpres 125 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah, idealnya berkisar 5 hingga 10 persen dari kebutuhan nasional.

Sebagai contoh, untuk komoditas beras, kebutuhan beras tahunan sekitar 31,2 juta ton, yang berarti untuk stok beras yang dimiliki pemerintah minimal sejumlah 1,5 juta ton.

Adapun saat ini, stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang ada di Bulog mencapai 1,6 juta ton. 

Arief menyampaikan, penguatan cadangan pangan pemerintah merupakan langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pangan yang stabil dan harga yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Hal ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo dalam setiap kunjungan mengecek stok dan ketersediaan beras di gudang Bulog untuk memastikan stok aman.

"Pemenuhan stok beras ini harus diprioritaskan berasal dari produksi dari dalam negeri. Karena itu, kami mendukung sepenuhnya Kementerian Pertanian dalam melakukan upaya peningkatan produksi di tengah tantangan dan dinamika lingkungan strategis,” jelasnya.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) relatif masih baik apabila dibandingkan dengan mata uang sejumlah negara di dunia.

Ia menyebut pelemahan mata uang negara lain terhadap dollar AS justru lebih parah, misalnya di Korea Selatan, Thailand, Filipina, Brasil, dan Jepang. Oleh karenanya, Perry meyakini rupiah akan kembali menguat di masa mendatang.

Baca juga: Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com