JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Indramayu Nina Agustina mengklaim Kabupaten Indramayu masih layak dijuluki menjadi lumbung pangan nasional dan berkontribusi untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Dia tak menampik meski ada kemarau panjang El Nino yang membuat produksi berasnya merosot, Kabupaten Indramayu tetap menjadi daerah penghasil beras terbesar di Provinsi Jawa Barat.
Dia menyebutkan, produksi beras di sana dicapai kurang lebih 1,4 juta ton beras setara Gabah Kering Panen (GKP) di setiap tahun.
“Masih (layak) Alhamdulillah, walaupun kemarin ada sedikit badai El Nino tapi produksi padi kita masih bagus kurang lebih 1,4 juta ton setiap tahun panen,” ujarnya saat ditemui Kompas.com di Indramayu, Selasa (11/6/2024).
Baca juga: Bapanas Ungkap Potensi Penurunan Produksi Beras
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Kabupaten Indramayu 3 tahun belakangan selalu naik di atas 1 juta ton GKP.
Tercatat pada tahun 2021 produksi beras Kabupaten Indramayu sebesar 1,3 juta ton GKP yang kemudian naik di tahun 2022 menjadi 1,48 juta ton GKP, dan di tahun 2023 sebesar 1,41 juta ton GKP.
Hal ini membuktikan bahwa Indramayu menjadi salah satu wilayah yang produksi berasnya terbesar di Jawa Barat yang kemudian disusul oleh Karawang.
Baca juga: Mentan Sebut Pompanisasi Tingkatkan Produksi Beras Jateng 1,2 Juta Ton
Asal tahu saja, Kementerian Petanian (Kementan) mencatat Provinsi Jawa Barat masuk dalam 3 wilayah di tanah Air yang menjadi penyumbang beras terbesar secara nasional, setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Nina berharap ke depan Indramayu masih bisa mempertahankan gelar salah satu kota yang menjadi lumbung pangan nasional.
Untuk mendorong harapan itu, Nina bilang, pihaknya melakukan langkah konkret meningkatkan produksi berasnya di antaranya dengan memperbaiki sistem irigasi, memanfaatkan pompanisasi, dan menyalurkan pupuk ke petani.
Baca juga: Bapanas Pelajari Usulan Jokowi soal Akuisisi Sumber Beras di Kamboja
Kementan sendiri sudah menggalakkan program pompinasi di Indramayu.
Direktur Jenderal PSP Kementan Ali Jamil menyebutkan, ada 4 unit mesin pompa yang diberikan untuk Kabupaten Indramayu. Di antaranya 3 unit didistribusikan oleh Dinas Pertanian setempat, sementara 1 unit diberikan langsung oleh Ali Jamil kepada kelompok tani di Desa Kapringan, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat.
Mesin pompa yang diberikan dengan ukuran 4 inci itu dalam satu titik diperkirakan dapat mengairi 10 hektar lahan sawah. Pompa yang memiliki sistem mobile dapat dipindah-pindah dan mengairi 30 hektar sawah milik kelompok tani.
"Jadi luas sawah kelompok tani 30 hektare, satu unit pompa 4 inci ini dapat mengairi maksimal 10 hektare. Karena sistem pompa yang mudah dibawa ke mana pun maka dapat mengairi seluruh sawah milik kelompok tani," kata Ali.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya