Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masihkah Indramayu Jadi Lumbung Pangan Nasional untuk Ketahanan Pangan?

Kompas.com - 13/06/2024, 08:30 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Indramayu Nina Agustina mengklaim Kabupaten Indramayu masih layak dijuluki menjadi lumbung pangan nasional dan berkontribusi untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Dia tak menampik meski ada kemarau panjang El Nino yang membuat produksi berasnya merosot, Kabupaten Indramayu tetap menjadi daerah penghasil beras terbesar di Provinsi Jawa Barat.

Dia menyebutkan, produksi beras di sana dicapai kurang lebih 1,4 juta ton beras setara Gabah Kering Panen (GKP) di setiap tahun.

“Masih (layak) Alhamdulillah, walaupun kemarin ada sedikit badai El Nino tapi produksi padi kita masih bagus kurang lebih 1,4 juta ton setiap tahun panen,” ujarnya saat ditemui Kompas.com di Indramayu, Selasa (11/6/2024).

Baca juga: Bapanas Ungkap Potensi Penurunan Produksi Beras

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Kabupaten Indramayu 3 tahun belakangan selalu naik di atas 1 juta ton GKP.

Tercatat pada tahun 2021 produksi beras Kabupaten Indramayu sebesar 1,3 juta ton GKP yang kemudian naik di tahun 2022 menjadi 1,48 juta ton GKP, dan di tahun 2023 sebesar 1,41 juta ton GKP.

Hal ini membuktikan bahwa Indramayu menjadi salah satu wilayah yang produksi berasnya terbesar di Jawa Barat yang kemudian disusul oleh Karawang.

Baca juga: Mentan Sebut Pompanisasi Tingkatkan Produksi Beras Jateng 1,2 Juta Ton

Asal tahu saja, Kementerian Petanian (Kementan) mencatat Provinsi Jawa Barat masuk dalam 3 wilayah di tanah Air yang menjadi penyumbang beras terbesar secara nasional, setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Nina berharap ke depan Indramayu masih bisa mempertahankan gelar salah satu kota yang menjadi lumbung pangan nasional.

Untuk mendorong harapan itu, Nina bilang, pihaknya melakukan langkah konkret meningkatkan produksi berasnya di antaranya dengan memperbaiki sistem irigasi, memanfaatkan pompanisasi, dan menyalurkan pupuk ke petani.

Baca juga: Bapanas Pelajari Usulan Jokowi soal Akuisisi Sumber Beras di Kamboja

 


Kementan sendiri sudah menggalakkan program pompinasi di Indramayu.

Direktur Jenderal PSP Kementan Ali Jamil menyebutkan, ada 4 unit mesin pompa yang diberikan untuk Kabupaten Indramayu. Di antaranya 3 unit didistribusikan oleh Dinas Pertanian setempat, sementara 1 unit diberikan langsung oleh Ali Jamil kepada kelompok tani di Desa Kapringan, Krangkeng, Indramayu, Jawa Barat.

Mesin pompa yang diberikan dengan ukuran 4 inci itu dalam satu titik diperkirakan dapat mengairi 10 hektar lahan sawah. Pompa yang memiliki sistem mobile dapat dipindah-pindah dan mengairi 30 hektar sawah milik kelompok tani.

"Jadi luas sawah kelompok tani 30 hektare, satu unit pompa 4 inci ini dapat mengairi maksimal 10 hektare. Karena sistem pompa yang mudah dibawa ke mana pun maka dapat mengairi seluruh sawah milik kelompok tani," kata Ali.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Kredivo Bidik Penyaluran Pembiayaan Produktif Tembus 10 Persen

Whats New
Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan 'Transfer Pricing'

Grant Thornton: Perusahaan Multinasional Perlu Taat Aturan "Transfer Pricing"

Whats New
OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

OJK Sebut Pangsa Pasar Perbankan Syariah Capai 7,38 Persen Per Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com