Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed Tahan Suku Bunga, Saham di Wall Street Mayoritas Bullish

Kompas.com - 13/06/2024, 07:05 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street mayoritas berakhir di zona hijau usai keputusan The Fed menahan kenaikan suku bunga. Hal ini diputuskan, mengingat The Fed mencatat kemajuan inflasi meskipun sangat kecil.

Indeks S&P 500 melonjak ke rekor tertinggi dan ditutup di atas level 5.400 untuk pertama kalinya setelah pengumuman kebijakan terbaru Federal Reserve dan data inflasi bulan Mei menunjukkan berkurangnya tekanan harga.

S&P 500 naik 0,85 persen, ditutup pada posisi 5.421.03, Nasdaq Komposit bertambah 1,53 persen, dan berakhir pada level 17.608,44. Baik S&P 500 dan Nasdaq mencapai level tertinggi sepanjang masa dan ditutup pada rekor tertinggi pada hari Rabu. Namun, Dow Jones industrial Average (DJIA) tergelincir 0,09 persen, atau 35,21 poin, menjadi ditutup pada level 38.712,21.

Baca juga: Risalah The Fed: Batal Turunkan Suku Bunga?

The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah, seperti yang diperkirakan analis secara luas. Bank sentral juga mengungkapkan bahwa inflasi mulai menunjukkan pergerakan positif.

“Dalam beberapa bulan terakhir, terdapat sedikit kemajuan menuju tujuan inflasi 2 persen yang ditetapkan oleh Komite,” mengutip pengumuman The Fed Rabu.

Perkiraan The Fed yang terbaru juga dirilis pada hari Rabu, dan menunjukkan bahwa bank sentral hanya memperkirakan satu kali penurunan suku bunga yang akan terjadi pada tahun ini. Jumlah tersebut turun dari tiga kali penurunan suku bunga yang diharapkan pada awal tahun 2024.

Baca juga: The Fed Picu Kekhawatiran Inflasi, Wall Street Berakhir Merah

Pengumuman pada hari Rabu ini menyusul rilis data inflasi AS yang baru, yang tampaknya menunjukkan tren penurunan. Indeks harga konsumen tidak berubah untuk bulan Mei, lebih rendah dari perkiraan Dow Jones dengan kenaikan bulanan sebesar 0,1 persen.

Dari tahun ke tahun, metrik inflasi meningkat sebesar 3,3 persen, yang juga berada di bawah ekspektasi, dan menunjukkan perlambatan dari laju sebelumnya sebesar 3,4 persen.

Angka bulanan dan tahunan untuk CPI inti, tidak termasuk fluktuasi harga energi dan pangan, juga lebih rendah dari perkiraan.

Baca juga: Citi Indonesia Ramal The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024

“CPI menetralisir kebijakan The Fed yang hawkish,” kata founder InfraCap Jay Hatfield, dikutip dari CNBC.

“Sebagian besar pelaku pasar yakin perekonomian sedang melambat dan mereka harus menurunkan suku bunga. Oleh karena itu, menurut kami pasar mengabaikan Ringkasan Proyeksi Ekonomi yang sangat hawkish ini, yaitu hanya dengan satu pemotongan,” tambah dia.

Data CPI yang lebih rendah dari perkiaan mendorong penurunan imbal hasil Treasury, dengan suku bunga obligasi tenor 10 tahun turun ke level 4,25 persen, level terendah sejak April.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com