Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tembus Level Rp 16.400 Dipicu Kabar Prabowo Naikkan Rasio Utang hingga 50 Persen

Kompas.com - 18/06/2024, 13:52 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS semakin tertekan, bahkan telah menembus level Rp 16.400 per dollar AS. Salah satu pemicu depresiasi itu ialah kekhawatiran investor terhadap kondisi fiskal Indonesia pada pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Sebagai informasi, dilansir dari Bloomberg, Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan berencana mengerek rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) untuk mendandai program-program yang dijanjikan.

Berdasarkan sumber informasi yang namanya enggan disebutkan, Prabowo disebut berencana meningkatkan rasio utang sebesar 2 persen setiap tahunnya, hingga mendekati 50 persen.

Baca juga: Rupiah Tertekan, Bank Mulai Jual Dollar AS Seharga Rp 16.500

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan, kabar tersebut tentu berpengaruh terhadap pergerakan kurs rupiah. Pasalnya, kabar itu berpengaruh terhadap kepercayaan investor dengan kondisi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) RI.

"Bagaimanapun juga peningkatan utang yang akan direncanakan oleh pemerintah mendatang tentu akan berdampak terhadap berbagai hal," kata dia, kepada Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Yusuf menjelaskan, kekhawatiran itu kemudian membuat investor berbondong-bondong untuk menarik modalnya di pasar keuangan RI. Hal ini yang kemudian membuat rupiah tertekan.

"Ada kekhawatiran terkait bagaimana pengelolaan fiskal ke depannya, apakah kemudian kesehatan fiskal yang kerap kali diukur dari rasio atau batas devisa anggaran itu akan terpenuhi," tutur dia.

Baca juga: Pelemahan Rupiah dari Perspektif Tiga Generasi Krisis Mata Uang


Sementara itu Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan, kenaikan rasio utang bakal berdampak terhadap rasio pembayara utang (debt to service ratio) yang meningkat. Semakin besarnya kebutuhan pemerintah untuk membayar bunga serta pokok utang diyakini dapat membuat rupiah terperosok kian dalam.

"Pelemahan rupiah akan cukup dalam bisa menembus 18.000-19.400 per dollar AS karena kenaikan utang memicu pelebaran DSR," ucap dia.

Sebagai informasi, berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah terhadap dollar AS melemah 0,87 persen ke level Rp 16.412 pada Jumat (14/6/2024). Ini menjadi posisi terlemah rupiah sejak April 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com