Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risalah The Fed: Batal Turunkan Suku Bunga?

Kompas.com - 23/05/2024, 08:10 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Risalah pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April-1 Mei yang dirilis pada hari Rabu menunjukkan kekhawatiran kapan saatnya untuk melakukan pelonggaran kebijakan.

Risalah rapat Federal Reserve menunjukkan kekhawatiran atas kurangnya kemajuan dalam inflasi. Pejabat Federal Reserve juga semakin khawatir pada pertemuan terbaru mereka mengenai inflasi, dan mengindikasikan bahwa mereka kurang percaya diri untuk melanjutkan penurunan suku bunga.

Pertemuan tersebut menyusul serangkaian data yang menunjukkan bahwa inflasi lebih tinggi dari perkiraan para pejabat pada awal tahun 2024. The Fed menargetkan tingkat inflasi sebesar 2 persen, dan semua indikator menunjukkan kenaikan harga jauh melampaui angka tersebut.

“Meskipun inflasi telah menurun selama setahun terakhir, dalam beberapa bulan terakhir terdapat kurangnya kemajuan lebih lanjut menuju target 2 persen,” mengutip risalah The Fed.

“Data bulanan terakhir menunjukkan peningkatan signifikan pada komponen inflasi harga barang dan jasa,” lanjut risalah itu.

Baca juga: The Fed Picu Kekhawatiran Inflasi, Wall Street Berakhir Merah

Risalah juga menunjukkan kesediaan The Fed untuk memperketat kebijakan lebih lanjut jika risiko terhadap inflasi terwujud sehingga tindakan tersebut menjadi tepat.

Beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell dan Gubernur Christopher Waller, sejak pertemuan tersebut mengatakan bahwa langkah selanjutnya yang akan diambil mungkin adalah kenaikan suku bunga.

FOMC dengan suara bulat memutuskan pada pertemuan tersebut untuk mempertahankan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek di kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen, tertinggi dalam 23 tahun sejak Juli 2023.

“Para peserta menilai bahwa mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada pertemuan ini didukung oleh data antar-pertemuan yang menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi yang solid,” lanjut risalah tersebut, dikutip dari CNBC.

Baca juga: Citi Indonesia Ramal The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan hingga Satu Persen Sepanjang 2024


Sejak saat itu, terdapat beberapa tanda kemajuan dalam inflasi, karena indeks harga konsumen bulan April menunjukkan inflasi berada pada tingkat tahunan sebesar 3,4 persen, sedikit di bawah tingkat bulan Maret. Tidak termasuk pangan dan energi, CPI inti berada pada angka 3,6 persen, terendah sejak April 2021.

Namun, survei konsumen menunjukkan meningkatnya kekhawatiran. Misalnya, survei sentimen konsumen Universitas Michigan menunjukkan prospek satu tahun sebesar 3,5 persen, tertinggi sejak November, sementara optimisme secara keseluruhan merosot. Survei Fed di New York menunjukkan hasil serupa.

Saham-saham bertahan di wilayah negatif sementara imbal hasil Treasury sebagian besar lebih tinggi setelah rilis risalah rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com