Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GMF AeroAsia Sebut Pelemahan Rupiah Tak Berefek Besar terhadap Bisnis GMFI

Kompas.com - 29/06/2024, 16:16 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) menyebut pelemahan nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan pada bisnis perseroan.

"Untuk GMFI sendiri tidak secara langsung ke-impact, enggak langsung besar efeknya karena mungkin rate maintenance itu bisa disesuaikan dengan kurs dollar AS yang berjalan pada saat itu," ujar Direktur Utama GMFI Andi Fahrurrozi saat konfrensi pers virtual, Jumat (28/6/2024).

Selain itu, mayoritas pasar GMFI merupakan maskapai luar negeri yang bertransaksi menggunakan dollar AS.

Baca juga: Pasar Keuangan Hijau, IHSG Kembali di Atas 7.000 dan Rupiah Menguat ke Kisaran 16.300

"Jadi kita tetap transaksi dengan rupiah tapi harga kita menggunakan harga patokannya dollar AS terutama dengan market GMF yang banyak dari luar negeri juga sehingga itu bisa mem-balance terhadap melemahnya rupiah," jelasnya.

Kendati demikian, dia tidak memungkiri bahwa pelemahan rupiah saat ini akan berdampak signifikan bagi maskapai dalam negeri.

Pasalnya, para maskapai ini harus menanggung biaya operasional yang melonjak akibat penguatan dollar AS seperti kenaikan biaya bahan bakar avtur, biaya infrastruktur, hingga biaya penyewaan pesawat.

"Jadi mungkin secara memang kenaikan komponen harga pesawat ini sangat memberatkan, terutama kepada airlines sebagai user dari maintenance pesawat," ungkapnya.

Alih-alih terdampak pelemahan rupiah, dia bilang, tantangan untuk industri pemeliharaan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat (maintenance, repair, and overhaul/MRO) tahun ini justru berasal dari gangguan rantai pasok yang semakin sering terjadi menghambat ketersediaan suku cadang dan material pesawat.

Selain itu, manajemen biaya juga semakin menantang akibat kenaikan harga material dan biaya subkontrak yang terus meningkat.

Kemudian saat ini industri MRO global tengah mengalami kekurangan tenaga kerja yang memiliki keahlian sehingga terjadi persaingan tenaga kerja yang mulai mengarah kepada global talent war dimana Indonesia menjadi salah satu sumber tenaga kerja utama di dunia.

"Menghadapi kondisi ini, GMF berkomitmen untuk mengambil peran dalam menyediakan inovasi dan resolusi terbaik serta pengembangan manpower yang optimal demi berkontribusi pada pemulihan industri yang lebih cepat," tuturnya.

Sebagai informasi, kurs rupiah terhadap dollar AS selama beberapa bulan terakhir berada dalam tren depresiasi. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Jisdor, kurs rupiah berada di level Rp 16.394 per dollar AS, pada Jumat 28 Juni 2024.

Baca juga: Rupiah Tertekan, Tarif Listrik Belum Akan Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, NIK Bisa Digunakan untuk 7 Layanan Pajak Ini

Mulai Hari Ini, NIK Bisa Digunakan untuk 7 Layanan Pajak Ini

Whats New
Gandeng Shopee, SiCepat Siap Beri Garansi Waktu Pengiriman Paket

Gandeng Shopee, SiCepat Siap Beri Garansi Waktu Pengiriman Paket

Whats New
Jawa Timur Posisi 1 Penduduk Miskin Terbanyak Per Maret 2024, Ini Daftar 9 Provinsi Lain

Jawa Timur Posisi 1 Penduduk Miskin Terbanyak Per Maret 2024, Ini Daftar 9 Provinsi Lain

Whats New
Sun Life Indonesia Umumkan Angkat Teck Seng Ho Jadi Presdir Baru

Sun Life Indonesia Umumkan Angkat Teck Seng Ho Jadi Presdir Baru

Whats New
Minuman Berpemanis Kena Cukai, Kemenperin: Industri Kecil Akan Terdampak

Minuman Berpemanis Kena Cukai, Kemenperin: Industri Kecil Akan Terdampak

Whats New
Hasil Riset: Kebiasaan Belanja Gen Z Sangat Dipengaruhi TikTok

Hasil Riset: Kebiasaan Belanja Gen Z Sangat Dipengaruhi TikTok

Spend Smart
Muhammadiyah Disebut Bakal Dirikan Bank Syariah, Ketua Pengurus: Memang Ada Rencana...

Muhammadiyah Disebut Bakal Dirikan Bank Syariah, Ketua Pengurus: Memang Ada Rencana...

Whats New
Sri Mulyani Minta Restu DPR Suntik 4 BUMN dan Bank Tanah Rp 6,1 Triliun

Sri Mulyani Minta Restu DPR Suntik 4 BUMN dan Bank Tanah Rp 6,1 Triliun

Whats New
Banyak Perusahaan Kurangi Karyawan, Emiten GPS Ini Beberkan Strategi Pertahankan Pekerjanya

Banyak Perusahaan Kurangi Karyawan, Emiten GPS Ini Beberkan Strategi Pertahankan Pekerjanya

Whats New
Ada Gangguan PDN, Kementerian Investasi Pastikan Layanan Perizinan Berusaha Tetap Berjalan Normal

Ada Gangguan PDN, Kementerian Investasi Pastikan Layanan Perizinan Berusaha Tetap Berjalan Normal

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Menguat di Akhir Sesi

IHSG dan Rupiah Ditutup Menguat di Akhir Sesi

Whats New
Stasiun Ramai, Penumpang KRL Jabodetabek Capai 489.017 Orang

Stasiun Ramai, Penumpang KRL Jabodetabek Capai 489.017 Orang

Whats New
Soal Selegram Aceh Marah-marah Paspornya Ditolak, Ini Penjelasan AirAsia Indonesia

Soal Selegram Aceh Marah-marah Paspornya Ditolak, Ini Penjelasan AirAsia Indonesia

Whats New
Aturan Baru BRI, Rekening Tanpa Transaksi 180 Hari Berubah Jadi 'Doormant'

Aturan Baru BRI, Rekening Tanpa Transaksi 180 Hari Berubah Jadi "Doormant"

Whats New
Penyerapan LNG Domestik Meningkat, PGN Amankan Pasokan dengan Kontrak MSA

Penyerapan LNG Domestik Meningkat, PGN Amankan Pasokan dengan Kontrak MSA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com