Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bea Cukai Tahan Ribuan Kontainer, ERP Jadi Solusi Tepat bagi Importir

Kompas.com - 20/06/2024, 11:02 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bea Cukai mencatat penahanan 26.514 kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dan Tanjung Perak, Jawa Timur.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (6/3/2024), hal itu merupakan imbas dari perubahan peraturan impor Kementerian Perdagangan yang direvisi tiga kali selama lima bulan terakhir.

Adapun peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 36 Tahun 2023. Revisinya menjadi Permendag Nomor 3 Tahun 2024, Permendag Nomor 7 Tahun 2024, lalu Permendag 8 Tahun 2024.

Akibat penahanan itu, terjadi lonjakan biaya bagi perusahaan importir yang berimbas pada margin keuntungan. Pengusaha pun harus memasukkan biaya tambahan ini dalam perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP), serta membuat profit dan harga jual menjadi fluktuatif.

Baca juga: Mendag Akan Blacklist Importir Bawang Putih yang Tak Realisasikan Impor

Direktur Ukirama Kevin Eka Putra mengatakan, hal tersebut menambah biaya dan mengubah perhitungan harga jual. Padahal, banyak perusahaan masih menghitung manual atau mengira-ngira, sementara biaya impor naik-turun.

“Hal itu menjadi salah satu kebutuhan yang diakomodasi sistem enterprise resource planning (ERP), yaitu perhitungan biaya impor otomatis dan akurat,” jelasnya dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (18/6/2024).

Sebagai informasi, Ukirama adalah perusahaan teknologi asal Indonesia mengembangkan perangkat lunak ERP berbasis cloud.

Lebih lanjut, Kevin menuturkan, perhitungan manual berisiko menimbulkan kesalahan kalkulasi yang dapat berakibat pada kerugian perusahaan. Hal ini mendorong para importir untuk beralih ke sistem ERP yang menawarkan kalkulasi akurat dan tepercaya.

Baca juga: Impor Indonesia Mei 2024 Turun, Ini Penyebabnya

Data menunjukkan bahwa sistem ERP menjadi sangat penting bagi para pengusaha di sektor importir dan distributor. Riset Oracle pada 2022 menempatkan sektor ini sebagai pengguna ERP terbesar kedua di dunia setelah manufaktur.

Ukirama pun menemukan tren serupa. Lewat jajak pendapat yang dilakukan, perusahaan ini menemukan terdapat puluhan pengguna ERP di Indonesia pada Desember 2023. Mulai dari kalangan staf, manajer, hingga pemilik bisnis, penggunaan aplikasi ERP dinilai mempercepat perhitungan biaya impor dan HPP hingga 10 kali lipat, serta meminimalkan human error.

Selain itu, sistem ERP juga dapat bekerja dengan modul-modul, seperti dashboard business intelligence, inventory management, manufacturing, hingga payroll.

Sebagai perusahaan teknologi, Ukirama menyediakan layanan ERP sejak 2016. Layanan ini dihadirkan untuk memenuhi permintaan atas aplikasi ERP yang dirancang sesuai dengan iklim bisnis di dalam negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

2 Perusahaan Eropa Batal Investasi di Sonic Bay, Ini Kata Anak Buah Bahlil

Whats New
HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

HSBC Andalkan 3 Pilar untuk Fokus Layani Nasabah, Apa Saja?

Whats New
Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Babak Baru Perkara Arsjad Rasjid vs Ahli Waris Krama Yudha, Kuasa Hukum Ajukan Kasasi, MAKI Buka Suara

Whats New
Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Sri Mulyani Beberkan Penyebab Rupiah Tertekan

Whats New
Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Konsisten Kembangkan UMKM, Sampoerna Gelar Pesta Rakyat untuk UMKM Indonesia

Whats New
Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Bantuan Pangan Dilanjutkan sampai Desember 2024, Presiden: Hitung-hitungan APBN Bisa...

Whats New
Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Jatuh Bangun Neneng, Bangun Usaha Makanan dan Pakaian Usai Pandemi Covid-19

Whats New
Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit

Melalui Program Kesatria, Petani di OKI Berhasil Panen Padi Gogo di Lahan Sawit

Whats New
Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris

Mengenal Singkatan ATM dalam Bahasa Inggris

Whats New
Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor

Komitmen Lestarikan Lingkungan, PLN Sediakan Mesin Daur Ulang Sampah di Lingkungan Kantor

Whats New
Adakah Cara Mengetahui PIN ATM dari Buku Tabungan?

Adakah Cara Mengetahui PIN ATM dari Buku Tabungan?

Spend Smart
APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

APBN Defisit Rp 21,8 Triliun, Ini Penyebabnya

Whats New
Big Tech Monopoli Ekosistem Digital, Pemerintah Diminta Intervensi Lewat Regulasi

Big Tech Monopoli Ekosistem Digital, Pemerintah Diminta Intervensi Lewat Regulasi

Whats New
Dorong Pertumbuhan UMKM, BNI Tetap Layani KUR dan BWU di Luar Hari Kerja

Dorong Pertumbuhan UMKM, BNI Tetap Layani KUR dan BWU di Luar Hari Kerja

Whats New
PIN ATM BRI Berapa Digit?

PIN ATM BRI Berapa Digit?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com