Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyaluran Kredit Bank Neo Commerce Turun 13,8 Persen di Kuartal I-2024

Kompas.com - 24/05/2024, 11:27 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 9,4 triliun, menurun 13,87 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,91 triliun.

Direktur Bisnis PT Bank Neo Commerce Tbk, Aditya Windarwo mengatakan, jika dilihat secara bulanan, kredit yang disalurkan BNC pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 masing-masing sebesar Rp 9,76 triliun dan Rp 10,14 triliun.

“Tren ini akan berlanjut untuk kredit yang disalurkan di April 2024. Hal ini terjadi karena BNC berfokus pada penyaluran kredit yang berkualitas, dengan lebih selektif dalam penyalurannya,” kata Aditya dalam siaran pers, Jumat (24/5/2024).

Aditya mengatakan, pihaknya senantiasa menjaga kualitas kredit di mana Non-Performing Loan (NPL) neto, dimana NPL per 31 Maret 2024 sebesar 1,3 persen, membaik dari sebelumnya 2,67 persen pada kuartal I 2023.

“Kami optimistis perekonomian Indonesia akan terus tumbuh. Pertumbuhan ini adalah peluang bagi BNC untuk terus ekspansi penyaluran kreditnya,” tambah dia.

Baca juga: Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Di saat bersamaan BNC terus menjaga kualitas kredit yang disalurkan dengan lebih selektif dalam penyaluran kredit dan memperluas penyaluran kredit ke berbagai segmen nasabah, mulai dari individu, UMKM, dan korporasi.

Dana Pihak Ketiga (DPK) BNC per 31 Maret 2024 tercatat sebesar Rp 14,35 triliun dengan CASA rasio 27,6 persen. Untuk dana tabungan nasabah mengalami peningkatan sebesar 16,17 persen dari Rp 3,05 triliun pada kuartal I tahun lalu menjadi Rp 3,54 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Sedangkan deposito mengalami penurunan 3,59 persen dari Rp 10,77 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp 10,39 triliun di kuartal I 2024. Sementara jumlah DPK pada akhir Februari 2024 dan akhir Januari 2024 masing-masing sebesar Rp 13,84 triliun dan Rp 14,62 triliun.

Pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) BNC untuk tiga bulan pertama tahun 2024 tercatat sebesar Rp 773,27 miliar. Pendapatan bunga bersih BNC untuk periode hingga April 2024 akan mencerminkan tren penyaluran kredit di periode tersebut.

“Namun kami yakin keadaan ini akan segera berbalik karena penyaluran kredit akan tumbuh tinggi dengan kualitas yang terjaga baik,” ungkap Aditya.

Baca juga: Perluas Bisnis, Bank Neo Commerce Bidik Laba Bersih pada 2024

 


Dalam upayanya meningkatkan perbaikan kinerja, BNC melakukan berbagai efisiensi dalam operasional perbankannya. Upaya ini diinisiasi sejak awal tahun 2023 dan berlanjut hingga kini.

Berbagai upaya tersebut meliputi menerapkan kegiatan promosi yang lebih tepat sasaran, berfokus pada peningkatan layanan dengan produk dan fitur yang lengkap, meningkatkan kualitas kredit, meningkatkan risk awareness dan manajemen risiko yang lebih baik.

Berbagai langkah efisiensi yang BNC lakukan membuahkan hasil terlihat dari sisi rasio Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang mengalami penurunan sebesar 7,91 persen menjadi sebesar 98,83 persen di kuartal I-2024, dari 106,74 persen dari periode yang sama di tahun 2023.

Upaya tersebut mendorong laba bersih perseroan pada kuartal I-2024 sebesar Rp 14,23 miliar dibandingkan rugi periode sama tahun sebelumnya, Rp 68,4 miliar. Dari sisi total aset mengalami sedikit penurunan dari sebesar Rp 19,11 triliun di akhir Maret 2023, menjadi Rp 18,91 triliun di Maret 2024.

“Kami senantiasa memenuhi semua aturan dan melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank. Kami yakin bisa segera memberikan hasil yang lebih baik lagi,” tegas Aditya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Djagad Prakasa Dwialam Ditunjuk Jadi Dirut Kimia Farma

Whats New
S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com