JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menilai sektor perbankan masih menunjukkan pertumbuhan yang bagus dan stabil. Beberapa indikator pertumbuhan sampai dengan kuartal I-2024 berada di kisaran 12 persen.
“Itu adalah hal yang positif dan menurut saya setelah Covid-19, ekonomi di Indonesia itu recovery-nya jauh lebih cepat dari apa yang kami ekspetasi,” kata Vera di Jakarta, Kamis (4/7/2024).
Vera mengatakan, di sektor perbankan, NPL menjadi salah satu hal yang merupakan indikator pertumbuhan. Sejauh ini NPL perbankan cukup terjaga di kisaran 2,33 persen, permodalan perbankan juga cukup tinggi, di atas 25 persen.
“Itu menggambarkan pertumbuhan yang bisa berkelanjutan. Bank biasanya akan bertumbuh kalau ekonominya juga bertumbuh,” ujar dia.
Baca juga: Simak Rekomendasi Saham Perbankan untuk Pemburu Dividen
Menurut Vera, pertumbuhan di sektor perbankan akan tetap berlanjut secara keseluruhan didukung oleh strategi Bank Indonesia yang mendukung stabilisasi dan pertumbuhan.
“Insentif sangat membantu industri perbankan. Secara keseluruhan, perbankan itu cukup sehat dan kita sangat berterimakasih atas insentif yang sangat membangun industri perbankan,” jelas dia.
Vera bilang, secara keseluruhan perbankan di Indonesia cukup sehat. Dia memperkirakan industri perbankan tahun ini bisa tumbuh 8-10 persen, dengan kondisi NPL yang terjaga.
“Jadi seharusnya proyeksi pertumbuhan perbankan untuk industri di kisaran 8-10 persen dengan NPL yang terjaga. Memang pertumbuhan tiap bank berbeda-beda, dan indikator pertumbuhan itu bisa dilihat dari kualitas, keaktifan produk, dan kualitas asetnya,” ujar Vera.
Baca juga: Saham Perbankan Digital Menguat, Ini Rekomendasinya
Sementara itu, Vera menilai penurunan IHSG yang terjadi dalam beberapa waktu lalu, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi saham. Dia bilang, jika selama ini menginginkan saham tertentu untuk dikoleksi, namun harnganya cenderung mahal, bisa melihat kesempatan pelemahan saat ini untuk masuk.
“Kalau IDX turun tentu ada kesempatan untuk saham tertentu yang diincar lama (tidak bisa masuk-masuk, sekarang sudah bisa masuk), jadi volatility itu bisa jadi opportunity juga,” jelas Vera.
“Saat indeks terkoreksi cukup dalam, tentu bukan hanya karena ekonomi Indonesia sendiri, tapi bisa dilihat secara global, dimana aliran dana terus berputar tidak ke arah yang sama, itu harus diperhatikan. US Election juga akan mempengaruhi, dan minggu lalu dana asing sudah masuk lagi,” tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.