Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Emas Cocok untuk Milenial, Ini Alasannya

Kompas.com - 31/07/2019, 08:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini investasi emas tengah menjadi primadona. Banyak kalangan khususnya milenial sudah beralih dan mencoba investasi emas. Lebih banyak keuntungan yang didapat katanya.

Lalu, apa saja keuntungan tersebut? Bagi Anda yang baru mau memulai investasi emas, simak dulu keuntungan investasi ini dibanding investasi yang lainnya.

1. Mudah dicairkan

Emas adalah aset yang mudah dicairkan alias sangat likuid dibanding model investasi lain seperti saham, obligasi, deposito berjangka, atau logam mulia lainnya.

Karena sifatnya sangat likuid, emas adalah aset yang bisa dicairkan untuk kebutuhan darurat dan mendesak lainnya.

"Semakin banyak orang paham, emas itu adalah pilihan investasi yang sekaligus hedging. Milenial nabung sedikit-sedikit saat membutuhkan bisa dijadikan agunan. Begitu kita punya tabungan emas, bisa mendapatkan akses funding dengan bunga yang relatif murah dan kompetitif," kata Direktur Pengembangan Produk dan Pemasaran Pegadaian Harianto Widodo di Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Baca: Harga Emas Naik, Ini Pendorongnya

Untuk itu, Harianto menyarankan Anda untuk berinvestasi emas jika aset Anda ingin aman. Tapi, tidak semua portofolio investasi Anda dilarikan ke investasi emas, melainkan harus dilakukan diversifikasi.

"Kita tidak sarankan semua portofolionya di emas ya, tapi paling tidak, kalau mau aman 10 persen dari aset kita itu dalam bentuk emas," ujar Harianto.

2. Hasilkan Capital Gain

Tak seperti saham dan mata uang kripto pada umumnya, menyimpan emas justru menghasilkan keuntungan. Pasalnya menurut Harianto, emas memang cenderung stabil dari zaman dulu hingga hari ini.

"Menyimpan emas ini tidak menghasilkan return cash flow, tapi akan menghasilkan capital gain. capital gain ini akan terasa kalau mainnya panjang, 8-10 tahun ini bisa 7-8 persen," ungkap Harianto.

"Jadi cocok untuk milenial daripada kripto yang enggak jelas naik turunnya," pungkas Harianto.

3. Pengganti Uang

Emas bisa digunakan sebagai pengganti mata uang bila suatu saat terjadi krisis moneter. Sebab, dahulu emas memang kerap digunakan untuk alat tukar sebelum mata uang resmi diterbitkan.

"Kalau ada krismon, itu emas bisa digunakan untuk mata uang, karena memang dulunya mata uang," ungkap Harianto.

4. Banyak Tersedia di Platform Digital

Saat ini, investasi emas telah banyak tersedia di platform digital seperti Pegadaian. Tentu saja penggunaan platform digital ini memudahkan milenial yang terbiasa dengan gadget.

Di Pegadaian sendiri, kata Harianto, investasi emas bisa menggunakan aplikasi Pegadaian Digital Service. Dari situ, pengguna bisa mengakses segala macam transaksi, mulai dari membuka tabungan, jual beli, transfer emas, mencetak emas, dan gadai tabungan emas.

"Tapi setelah daftar, harus aktifasi ke loket alias Pegadaian dahulu untuk bisa mengakses transaksi," ucap Harianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com