Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Mitratel Diprediksi Cerah, Simak Rekomendasi Saham MTEL

Kompas.com - 06/12/2021, 13:09 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam sepekan, saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel dengan kode emiten MTEL bergerak positif dengan kenaikan 3,2 persen. Perusahaan yang bergerak di industri menara ini juga diramal bakal tumbuh subur ke depannya.

Analis pasar modal PT BCA Sekuritas Mohammad Fakhrus Arifin dan Pandu Anugrah dalam risetnya mengatakan, kinerja MTEL selama 2019 dan 2020 menunjukkan pertumbuhan. Keduanya mengatakan, pendapatan MTEL meningkat 16,13 persen di tahun 2020, dari Rp 5,33 triliun di tahun 2019, menjadi Rp 6,19 triliun di tahun 2020.

Pun demikian, dengan laba operasional MTEL yang turut mengalami pertumbuhan 27 persen di tahun 2020, dari Rp 1,33 triliun tahun 2019, menjadi Rp 1,69 triliun pada 2020. EBITDA MTEL juga tumbuh 58,55 persen menjadi Rp 4,17 triliun pada 2020, dari Rp 2,63 triliun di tahun 2019. Laba bersih MTEL naik sebesar 11,77 persen, dari Rp 637 miliar pada 2019 menjadi Rp 712 miliar pada 2020.

Baca juga: Masuk 3 Besar Pemain Menara, dari Mana Saja Sumber Pendapatan Mitratel?

“Di tahun 2022, pendapatan MTEL diperkirakan sebesar Rp 8,45 triliun, lebih tinggi sebesar 19,69 persen, dari perkiraan pendapatan tahun 2021 sebesar Rp7,06 triliun, dan laba bersih diprediksi naik 51,9 persen menjadi Rp 2,4 triliun pada 2022, dari perkiraan laba sebesar Rp 1,58 triliun pada 2021," ungkap Mohammad Fakhrus Arifin dan Pandu Anugrah dalam risetnya, Senin (6/12/2021).

BCA Sekuritas memperkirakan MTEL memiliki prospek cerah, mengingat bisnis infrastruktur telekomunikasi yang besar. Dengan besarnya perkembangan industri telekomunikasi yang didukung masifnya bisnis digital, pertumbuhan penyewaan menara di luar Jawa akan tinggi ke depannya.

“Apalagi, adanya keinginan operator untuk memperluas jangkauan terutama di luar Jawa,” tambah dia.

Dengan Analisa tersebut, Mohammad Fakhrus Arifin dan Pandu Anugrah merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.150 per saham. Target tersebut 43,75 persen di atas harga initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebesar Rp 800 per saham.

Baca juga: Menilik Prospek Kinerja Mitratel Jangka Panjang Pasca-IPO

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

BEI Ungkap Alasan Asing Ramai-ramai Cabut dari Indonesia

Whats New
Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Sari Murni Group Hadirkan Momogi dan Criscito dalam Kemasan Besar di Jakarta Fair 2024

Rilis
Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Kementan Targetkan Cetak 2 Juta Hektar Lahan Padi Per Tahun

Whats New
Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Ini 5 Aturan Dasar Berinvestasi, Investor Baru Wajib Mengerti

Work Smart
OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

OJK Belum Terima Permohonan Resmi Merger BTN Syariah dan Bank Muamalat

Whats New
Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Bank Dunia: Indonesia Punya Banyak Perusahaan Kecil tetapi Kurang Produktif...

Whats New
Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Citi Indonesia Tunjuk Sujanto Su jadi Chief Financial Officer

Whats New
BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com