Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Jagung Dinilai Tidak Akan Menyelesaikan Masalah Kenaikan Harga Telur

Kompas.com - 25/05/2023, 13:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan membuka opsi untuk kembali menyalurkan subsidi jagung agar harga pakan ternak terkendali.

Menanggapi hal itu, Peneliti Center for Indonesian Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir menilai opsi subsidi jagung tersebut bukanlah kebijakan yang tepat untuk menekan harga telur di pasaran.

Sebab, kata dia, dampak subsidi jagung pada harga telur baru terlihat setelah periode masa tanam jagung.

“Skema subsidi ini jika dilakukan, dampaknya baru dapat dirasakan setelah 80-110 hari masa tanam jagung. Selama periode tersebut, harga telur akan cenderung tetap tinggi dan bahkan berpotensi terus naik,” ujar Faisol Amir dalam siaran persnya, Kamis (25/5/2023).

Baca juga: Harga Telur Tembus Rp 40.000 Diduga karena Mahalnya Pakan Ternak

Berdasarkan data PIHPS, harga telur ayam ras segar mencapai Rp 31.900 per kilogram pada 24 Mei 2023. Pada bulan sebelumnya (17/4/2023), harga telur ayam masih berada di Rp 29.900 per kilogram. Data ini menunjukkan kenaikan harga telur ayam mencapai 6,7 persen dalam lima minggu terakhir.

Selain dampak terhadap harga telur yang tidak langsung dirasakan masyarakat, skema subsidi jagung juga berpotensi menimbulkan persoalan baru, yaitu oversupply jagung yang justru akan merugikan petani saat masa panen.

Ia melanjutkan, beberapa hal yang juga membuat kebijakan ini sulit dilakukan adalah penentuan skema subsidi dan durasi pemberian subsidi. Faisol menilai, jika subsidi jagung diberikan terlalu lama, lagi-lagi akan berpotensi menimbulkan oversupply.

Sementara di sisi lain pembatasan impor jagung hanya untuk BUMN dengan API-U menyulitkan peternak telur ayam untuk mendapatkan pakan yang berkualitas dan lebih murah.

“Swasta perlu dilibatkan dalam importasi jagung, sehingga peternak dapat mengakses pakan murah dan berkualitas dengan lebih cepat,” katanya.

Selain itu, Faisol juga mengatakan, kemunculan El Nino juga membuat masa tanam dan masa panen jagung terancam tidak berjalan sebagaimana yang sudah direncanakan. El Nino yang berkepanjangan dapat menimbulkan banyak hal, salah satunya adalah kebakaran hutan.

Baca juga: Harga Telur Ayam Tembus Rp 40.000 Per Kg, Wamendag: Ada Juga yang Rp 25.000

Bagi sektor pertanian, bencana El Nino memberikan beberapa dampak negatif, seperti mengeringnya tanah pertanian hingga menyebabkan perubahan pola tanam serta pola/siklus perkembangbiakan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jagung.

"Selain itu, munculnya El Nino juga berakibat pada berkurangnya ketersediaan air bersih," pungkasnya.

Adapun sebelumnya, pemerintah membuka opsi untuk kembali menyalurkan subsidi jagung agar harga pakan ternak itu terkendali.

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, kenaikan harga pakan ternak jadi salah satu penyebab naiknya harga telur ayam ras saat ini. 

“Misalnya jagung rakyat mahal sampai Rp 6.500, kami akan coba nanti misalnya Rp 1.500 disubsidi, apakah untuk transportasinya, untuk lainnya, sehingga harga pakan juga terkendali,” kata Zulkifli Hasan kepada wartawan di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/5/2023). 

Pria yang akrab disapa Zulhas itu menyampaikan, subsidi harga jagung saat ini masih dikaji pemerintah. Namun yang pasti, petani lokal akan menjadi prioritas sebagai penerima subsidi. 

Baca juga: Upaya Bapanas Jaga Keseimbangan Harga Telur di Tingkat Peternak, Pedagang, dan Konsumen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com