Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mandiri Investasi: Produk Investasi Berlabel ESG Sangat Diminati

Kompas.com - 09/07/2023, 22:14 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandiri Manajemen Investasi (Mandiri Investasi) optimis produk investasi yang mengedepankan prinsip kepedulian terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola yang prudent atau environmental, social, and governance (ESG), akan semakin diminati investor.

Direktur Utama Mandiri Investasi Aliyahdin Saugi mengatakan tingginya minat produk investasi berbasis ESG seiring dengan kepedulian pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat terhadap lingkungan termasuk pengurangan emisi gas karbon.

"Produk investasi khususnya reksadana berlabel ESG, secara industri terjadi peningkatan dana kelolaan alias asset under management (AUM) signifikan," kata Aliyahdin dalam keterangannya.

Baca juga: Tiga Proyek Baru di KEK Mandalika yang Diresmikan Erick Thohir

Pada 2018, total AUM reksadana bertemakan ESG sebesar Rp 28 miliar, jumlahnya kemudian meningkat pada 2020 sebesar Rp 480 miliar dan tahun ini sudah mencapai Rp 630 miliar. Rata-rata pertumbuhan AUM reksadana ESG sekitar Rp 100 miliar–Rp 200 miliar per tahun.

Selain itu, peningkatan juga terlihat pada produk reksadana ESG yang diterbitkan. Tahun 2020, baru ada 5 produk reksadana, jumlahnya terus meningkat hingga pada semester pertama 2023 reksadana bertema ESG mencapai 21 reksadana.

Meningkatnya dana kelolaan itu utamanya dipicu oleh tingkat imbal hasil/return yang lebih tinggi dibanding reksadana non ESG.

Baca juga: Profil dan Sejarah Pelabuhan Paotere Makassar

"Sebagai contoh, imbal hasil Reksadana Indeks Mandiri FTSE Indonesia ESG yang kami luncurkan tahun lalu, mencatat tingkat return hingga plus 7 persen, bandingkan dengan kinerja IHSG yang negatif 5 persen pada periode yang sama," tutur pria yang akrab dipanggil Adi tersebut.

Reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG adalah reksadana pertama di Indonesia yang menggunakan indeks FTSE Indonesia ESG sebagai acuan.

Keunggulan utama Reksadana Mandiri Indeks FTSE Indonesia ESG dibanding produk reksadana lain ialah imbal hasil investasi yang diberikan setara dengan kinerja Indeks FTSE Indonesia ESG yang memiliki performa sangat baik.

Baca juga: Kesepakatan IMO soal Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

“Selain imbal hasil yang sangat baik relatif terhadap indeks lainnya, tidak ada risiko berupa rotasi sektor di pasar atau allocation active risk pada reksadana ini. Reksadana ini juga didesain tidak memiliki eksposure berlebih pada sektor tertentu. Terlebih indeks FTSE ESG hanya di-rebalancing satu kali dalam setahun,” ungkap Adi.

Beranjak ke kinerja saham, indeks FTSE Indonesia ESG yang diterbitkan oleh FTSE Russell, mencatat pertumbuhan harga saham tertinggi sebesar 57,56 persen berdasarkan data 2016-2021.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan indeks LQ45 yang berisi saham-saham blue chip, sebesar 38,11 persen, dan pertumbuhan indeks IDX30 sebesar 41,49 persen.

Baca juga: MIND ID Siapkan Dana untuk Serap 14 Persen Saham Vale Indonesia

Begitu pula pada instrumen surat utang, kepedulian investor terhadap aspek ESG salah satunya tercermin pada tingginya minat terhadap obligasi berwawasan lingkungan (green bond) yang diterbitkan Bank Mandiri, baru-baru ini.

Bahkan, pada periode book building yang berakhir 4 Juni 2023, terjadi kelebihan permintaan alias oversubscribed sebesar 3,74 kali. Dengan nilai penawaran mencapai Rp 18,7 triliun dari target sebesar Rp 5 triliun.

Merespons tingginya minat pelaku usaha dan investor terhadap aspek ESG, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator berencana menerbitkan Peraturan OJK terkait Bursa Karbon dalam waktu dekat. Dalam keterangan resminya OJK optimistis bursa karbon dapat beroperasi pada tahun ini.

Baca juga: Erick Thohir Pastikan MotoGP Mandalika Digelar Oktober 2023

Makin maraknya instrumen pasar modal yang peduli terhadap ESG, sejalan dengan keinginan para profesional di bidang investasi yang tergabung dalam CFA Society Indonesia.

Sementara itu, Ketua CFA Society Indonesia Pahala N. Mansury menegaskan, organisasi nirlaba yang dipimpinnya, siap mendukung komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) paling lambat pada 2060.

“Kami di CFA Indonesia berkomitmen mendukung NZE yang dicanangkan pemerintah, dengan mendorong peran aktif pelaku usaha dan publik. Kementerian BUMN juga mendorong terwujudnya peta jalan atau road map untuk mendukung NZE,” ucap Pahala yang juga merupakan Wakil Menteri BUMN I disela konferensi yang digelar CFA Society Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com