Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi China Melambat, Intip Saham-saham Rekomendasi Berikut Ini

Kompas.com - 11/09/2023, 13:26 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani mengatakan, ada sejumlah sentimen yang memengaruhi market pada minggu ini. Adapun tiga sentimen tersebut adalah inflasi AS, produksi industri di China dan neraca perdagangan Indonesia.

“Inflasi US pada Juli yang berada di level 3,2 persen YoY dan masih jauh dari target yang ditetapkan yang berada di level 2 persen, terangnya, akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan suku bunga The Fed yang akan ditentukan pada 21 September mendatang,” kata Dimas dalam siaran pers, Senin (11/9/2023).

Dimas mengatakan, terkait produksi industri China, dalam 4 bulan terakhir trend cenderung menurun secara bulanan yang disebabkan kenaikan aktivitas manufaktur yang lebih lambat. Ini mendukung data bahwa ekonomi China memang sedang melambat dan tidak hanya terjadi pada sektor propertinya.

Baca juga: Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga Meningkat, Saham-saham Teknologi di AS Jatuh

Menariknya, meski ekonomi China sedang melambat, dari dalam negeri neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus dalam 39 bulan terakhir dan diprediksi masih akan mencatatkan surplus yang disebabkan peningkatan ekspor komoditas seperti nikel seiring harga komoditas global yang masih tinggi.

Berkaca pada data-data ekonomi dan sejumlah sentimen di atas, Indo Premier merekomendasikan 5 saham untuk trading pada minggu ini dengan rekomendasi buy on pullback pada saham BBNI (support 8.900, resistance 10.000).

Selanjutnya, Dimas juga merekomendasikan buy on pullback saham GOTO dengan support pada level 89, dan resistance di level 108. Juga untuk saham MEDC direkomendasiukan pada support 1.310, dan resistance di level 1.790). Lalu, saham PTPP dengan support 630, dan resistance 825, dan TPMA support di level 555, dan resistance 700.

Baca juga: Saham Evergrande Melonjak 70 Persen Usai Country Garden Mampu Hindari Gagal Bayar

 


Sebagai informasi, pada penutupan sesi I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.937, 91 atau naik 13,1 poin (0,19 persen). Adapun nilai transaksi tercatat sebesar Rp 6,3 triliun dengan volume 11,9 miliar saham.

Pekan lalu, IHSG ditutup pada level 6.925 atau melemah tipis sebesar 52 poin atau 0,75 persen. Adapun tiga sentimen pada minggu lalu yang menjadi katalis IHSG diantaranya, neraca dagang China, Pemangkasan produksi oleh OPEC+ dan Indeks FTSE low carbon.

"Surplus neraca perdagangan yang terjadi di China untuk Agustus ini merupakan surplus terkecil dalam 3 bulan terakhir (sejak Mei) yang disebabkan oleh penurunan ekspor yang lebih dalam dibanding impor dipicu oleh lemahnya permintaan dari dalam negeri maupun mitra dagang luar negeri China," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com