Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kompas.com - 06/05/2024, 13:44 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membentuk tim investigasi dan mengevaluasi pola pengasuhan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta.

Hal ini imbas dugaan tindak kekerasan di STIP Jakarta yang menyebabkan taruna Putu Satria Ananta Rustika meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024). Putu tewas diduga karena dianiaya oleh salah satu seniornya di kampus STIP Jakarta.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, pihaknya melalui BPSDMP Kemenhub langsung mengevaluasi pola pengasuhan di STIP Jakarta untuk pembenahan ke depan. Pembenahan ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di masa mendatang.

Baca juga: Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

"Untuk memulai pembenahan ini, telah dibentuk tim investigasi internal yang juga sudah mulai bekerja untuk mengevaluasi kasus kekerasan di STIP Jakarta, dan bagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan yang ada," ujarnya dalam pernyataannya, dikutip Senin (6/5/2024).

Nantinya, hasil evaluasi pada kampus STIP ini akan diterapkan ke sekolah-sekolah lain yang di bawah naungan BPSDMP Kemenhub sebagai langkah pencegahan.

Sementara untuk proses hukum yang sedang berjalan, Adita bilang pihaknya mendukung sepenuhnya dan akan bekerja sama dengan pihak kepolisian.

Baca juga: Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

"Kami juga sudah meminta untuk seluruh unsur yang ada di dalam sekolah untuk kooperatif dan bekerja sama mendukung sepenuhnya proses hukum yang tengah berjalan," ucapnya.

Di sisi lain, Kemenhub memperbolehkan STIP Jakarta tetap dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan sistem pembelajaran hybrid per tingkat semester dan setiap minggunya akan dilaksanakan secara bergantian.

Pihak sekolah juga akan menambah personel pengasuh atau pengawas yang ditempatkan di area sektor pendidikan meliputi area kelas, akses tangga, lorong, serta area toilet sektor pendidikan.

Baca juga: Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Selain itu, sekolah juga telah menambah kamera keamanan (CCTV) pada area-area yang tidak terjangkau di tiap kampus serta meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekerasan.

"Sanksi tegas juga akan diberlakukan yakni dikeluarkan dengan tidak hormat dari pendidikan, jika ditemukan adanya taruna yqng melakukan tindakan kekerasan," kata Adita.

Diberitakan sebelumnya, taruna tingkat 1 STIP Jakarta bernama Putu Satria Ananta Rastika dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (3/5/2024), diduga karena dianiaya oleh seniornya, T (21).

Baca juga: 5 Fakta Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Usai Dianiaya Senior

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hadi Saputra Siagian mengatakan, peristiwa pemukulan ini terjadi di sebuah toilet yang berada di lantai dua gedung kampus STIP, Cilincing, Jarta Utara.

Sebelum penganiayaan terjadi, Putu bersama beberapa rekannya baru saja mengecek sejumlah kelas usai kegiatan jalan santai.

“Setelah memastikan tak ada orang di dalam kelas, mereka (korban dan temannya) dipanggil oleh T. T mempertanyakan korban kenapa mengenakan baju olahraga saat ke gedung pendidikan," kata Hadi dalam keterangannya.

Baca juga: Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Hadi menyebutkan, Putu dan empat temannya dibawa ke dalam kamar mandi lalu diminta berbaris tanpa tahu tujuan dari sang senior.

“Setelah berbasis, T langsung melepaskan pukulan dengan tangan kosong kepada korban (Putu) ke arah ulu hati,” ujar Hadi.

T kemudian meminta empat teman Putu pergi dan korban dibawa ke klinik yang berada di lingkungan STIP. Sesampainya di klinik, korban disebut sudah tak bernyawa, ditandai dengan sudah tidak ada nadi yang berdenyut di tubuh korban.

Baca juga: Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com