Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Standard Chartered Ubah Fokus Bisnis Ritel Banking di Indonesia

Kompas.com - 16/05/2024, 19:41 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) mengubah fokus bisnis ritel di Indonesia. Hal ini seiring dengan penjualan sejumlah portofolio bisnis ritel banking ke PT Danamon Indonesia Tbk.

Cluster CEO Indonesia and ASEAN Markets (Australia, Brunei and The Philippines) Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan, meskipun menjual bisnis ritel, perusahaan masih melihat konsumen ritel banking sebagai potensi yang besar.

"Meskipun kami menjual atau melego bisnis ritel, bukan berarti kami keluar. Yang kami jual adalah portofolio yang konvensional. Jadi kami switch, fokus di ritel banking adalah digitalisasi," kata dia dalam media round table bersama Standard Chartered Indonesia, Kamis (16/5/2024).

Baca juga: Usai Caplok Bisnis Standard Chartered, Kredit Konsumer Bank Danamon Melesat

Ia menambahkan, ke depan Standard Chartered akan fokus pada penyaluran kredit melalui berbagai partner atau channeling, seperti fintech peer-to-peer lending.

Pasalnya, penyaluran kredit melalui digital dinilai lebih efisien. Itu tercermin dari perolehan sebanyak 1,4 juta nasabah dalah setahun belakangan.

Sebelumnya, Rino menceritakan, Standard Chartered masih menggunakan skema penyaluran kredit secara langsung.

Baca juga: Standard Chartered Prediksi Pertumbuhan Ekonomi RI 5,2 Persen pada 2024

"Misalnya pakai direct sales, kami memasarkan kredit tanpa agunan (KTA), lewat SMS, atau di mall, ada pameran. Ditawarin mau credit card atau tidak," terang dia.

"Sekarang kami tidak melakukan itu lagi, dengan digitalisasi, fintech lending yang akan melakukan itu semua, dan bukunya tetap di Standard Chartered dan memang menjadi nasabah," timpal dia.

Rino membidik target pertumbuhan bisnis ritel relatif tinggi untuk tahun ini.

"Target kami naik pesat sekali, dalam arti, Desember 2023 dari sisi ritel 3 atau 4 kali," tandas dia.

Baca juga: Akuisisi Bisnis Konsumer Standard Chartered oleh Bank Danamon Rampung Sesuai Rencana

Di sisi lain, Standard Chartered Bank Indonesia ke depan juga akan fokus ke segmen nasabah kelas atas atau wealth dan affluent partner untuk menyediakan wealth management di Indonesia.

Sebagai informasi, Standard Chartered Bank Indonesia (SCBI) telah menuntaskan penjualan serta migrasi portofolio konvensional kartu kredit, personal loan (CCPL), mortgage, dan auto loan ke PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Danamon), pada Sabtu (9/12/2023).

Penjualan dan migrasi tersebut pertama kali diumumkan pada April 2023. Pengalihan ini merupakan bagian dari pembaruan strategi Standard Chartered Group yang dimulai pada 2021.

Baca juga: Bank Danamon Selesaikan Akuisisi Bisnis Konsumer Standard Chartered Akhir Pekan Ini

Aksi korporasi ini akan memungkinkan Standard Chartered untuk lebih meningkatkan penawarannya melalui layanan manajemen kekayaan (wealth management) dan deposito kepada nasabah.

Selain itu, Standard Chartered juga dapat mempercepat agenda digitalisasi untuk melayani nasabah ritel. Bank ini juga akan mengembangkan bisnis korporasi, komersial, and perbankan institusi di Indonesia.

Baca juga: Standard Chartered Estimasi Pertumbuhan Ekonomi RI Tahun Ini 5,1 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com