Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Ini Tingkat Kupon ST009, ST010, ST011, dan SWR004 hingga Agustus

Kompas.com - 31/05/2024, 20:57 WIB
Mela Arnani

Penulis

KOMPAS.com - Ada penyesuaian berupa kenaikan tingkat kupon atau imbal hasil dari Sukuk Tabungan seri ST009, ST010T2, ST010T4, ST011T2, dan ST011T4, serta Sukuk Wakaf Ritel seri SWR004, periode 11 Mei sampai 10 Agustus 2024.

Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah mengumumkan mengenai perubahan tingkat imbalan instrumen investasi di atas selama tiga bulan ke depan.

Dilansir dari informasi resmi, berdasarkan ketentuan dan persyaratan mengenai penyesuaian tingkat imbalan, dilakukan penetapan penyesuaian terhadap jenis investasi di atas dengan mengacu BI Rate.

Baca juga: Ketahui, Ini Jadwal Penawaran SBN Tahun 2024

Dijelaskan bahwa tingkat imbalan ST009, ST010T2, ST010T4, ST011T2, ST011T4, dan SWR004, berasal dari BI Rate yang berlaku pada tanggal penyesuaian imbalan ditambah spread tetap sebesar berikut:

  • ST009: 1,40 persen
  • ST010T2: 0,50 persen
  • ST010T4: 0,65 persem
  • ST011T2: 0,30 persen
  • ST011T4: 0,50 persen
  • SWR004: 0,10 persen.

Lantas, berapa besaran kupon atau imbal hasil dari ST009, ST010, ST011, dan SWR004 hingga Agustus 2024?

Baca juga: Naik, Ini Kupon ST009, ST010, ST011, dan SWR004 Periode Mei-Agustus

Tingkat kupon ST009, ST010, ST011, dan SWR004

Berdasarkan BI Rate yang berlaku per 7 Mei 2024, berada di angka 6,25 persen, sehingga terdapat perubahan berupa kenaikan tingkat imbalan ST009, ST010T2, ST010T4, ST011T2, ST011T4, dan SWR004 periode 11 Mei-10 Agustus 2024.

Besaran tingkat imbalan atau kupon yang berlaku sampai 10 Agustus mendatang sebagai berikut:

  • ST009: 7,55 persen
  • ST010T2: 6,75 persen
  • ST010T4: 6,90 persem
  • ST011T2: 6,55 persen
  • ST011T4: 6,75 persen
  • SWR004: 6,35 persen.

Baca juga: Simak, Ini Cara Ajukan Early Redemption Sukuk Tabungan ST010T2

Surat Berharga Negara (SBN)

Investasi Sukuk Tabungan maupun Sukuk Wakaf Ritel termasuk dalam Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah kepada warga negara Indonesia (WNI).

Sukuk Tabungan adalah produk investasi dikelola secara syariah, dengan tingkat imbalan mengambang menyesuaikan perubahan BI Rate setiap tiga bulan sekali.

Sementara itu, Sukuk Wakaf Ritel adalah investasi wakaf uang pada sukuk negara yang imbalannya disalurkan oleh Nazhir atau pengelola dana dan kegiatan wakaf, dengan tingkat imbalan bersifat mengambang.

Demikian informasi mengenai besaran kupon atau tingkat imbalan dari Sukuk Tabungan ST009, ST010T2, ST010T4, ST011T2, ST011T4, serta Sukuk Wakaf Ritel SWR004, selama periode Mei-Agustus 2024.

Baca juga: Ada 8 Jenis SBN 2024, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

S&P 500 dan Nasdaq 'Rebound' Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

S&P 500 dan Nasdaq "Rebound" Ditopang Kenaikan Harga Saham Nvidia

Whats New
Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Home Credit Indonesia Hadir di Jakarta Fair 2024, Simak Penawarannya

Spend Smart
Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Sri Mulyani-Tim Prabowo Suntik Kepercayaan Pasar, Rupiah Tak Lagi Terkapar

Whats New
Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Kembangakan Energi Hijau, TAPG dan Aisin Takaoka Bentuk Joint Venture Company

Whats New
Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Saham Airbus Sempat Menukik Hampir 12 Persen, Apa Sebabnya?

Whats New
Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan 'Paylater' Tumbuh Pesat

Minat Masyarakat Belanja di Toko dengan "Paylater" Tumbuh Pesat

Whats New
'Fintech Lending' Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

"Fintech Lending" Easycash Tunjuk Nucky Poedjiardjo Jadi Dirut

Whats New
Fenomena 'Makan Tabungan' Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Fenomena "Makan Tabungan" Terjadi di Kelas Menengah Bawah, Ini Penyebabnya

Whats New
Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun

Whats New
Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara 'Paylater' Perkuat Mitigasi Risiko

Hadapi Kredit Macet, OJK Minta Penyelenggara "Paylater" Perkuat Mitigasi Risiko

Whats New
PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

PT Pamapersada Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 Berpengalaman, Simak Persyaratannya

Work Smart
Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Beban Besar Prabowo-Gibran Menanggung Utang Pemerintahan Sebelumnya

Whats New
Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Jurus Sri Mulyani Tolak Tawaran Investasi Berkedok Penipuan

Whats New
Hasil Riset: Pengguna 'Pay Later' Didominasi Laki-laki

Hasil Riset: Pengguna "Pay Later" Didominasi Laki-laki

Whats New
Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Anak Buah Sri Mulyani Minta Pemerintahan Prabowo-Gibran Hemat Belanja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com