Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YLKI: Maskapai Cabut "Subsidi" yang Selama Ini Diberikan ke Penumpang

Menanggapi fenomena itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai hal itu terjadi menyusul harga tiket pesawat saat ini yang dianggap mahal.

"Selama 12 tahun terakhir, tarif pesawat itu seperti subsidi BBM. Harganya murah bahkan sangat murah," ujar Ketua Harian YLKI Tulis Abadi kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

"Selama 12 tahun terakhir itu tarif pesawat murah karena ada 'subsidi' oleh maskapai udara berupa tarif promosi," sambungnya.

Saat ini kata dia, "subsidi" tiket pesawat itu dicabut oleh maskapai sehingga harganya menjadi tarif normal.

Hal ini dilakukan agar maskapai tetap bisa hidup di tengah kondisi yang memberatkan. Utamanya karena harga avtur dan nilai tukar rupiah yang ada di atas Rp 14.000 per dollar AS.

"Sehingga endingnya timbul gejolak. Jadi selama 12 tahun itu masyarakat sudah addict dengan tarif pesawat murah, ekosistem sudah terbentuk. termasuk ekosistem ekonomi, wisata, dan lainnya," kata Tulus.

"Maka saat subsidi (tarif promo) dicabut, harga naik, masyarakat mengalami syok. Padahal sekalipun belum ada pelanggaran tarif batas atas (oleh maskapai)," ucap dia.

YLKI berharap pemerintah mengelola persoalan harga tiket pesawat agar tidak terus menerus menimbulkan shock di masyarakat.

https://money.kompas.com/read/2019/05/08/122200226/ylki--maskapai-cabut-subsidi-yang-selama-ini-diberikan-ke-penumpang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke