Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indonesia Bakal Impor Lebih Banyak Kapas dan Kedelai AS

"Baru-baru ini kami berdiskusi dengan Duta Besar Indonesia untuk AS, Mahendra Siregar. Indonesia akan berencana akan membeli lebih banyak produk AS, seperti kapas dan kedelai," kata Kepala Ekonom Makro PT Bahana Sekuritas Putera Satria Sambijantoro kepada Kompas.com, Minggu (4/8/2019).

Satria mengatakan, kebijakan ini dibuat karena saat ini AS tengah memperkecil defisit neraca perdagangannya dengan menambah tarif untuk produk yang berasal dari 20 negara, termasuk Indonesia.

Sehingga pembelian lebih banyak produk AS diharapkan dapat mencegah penamparan tarif untuk produk asal Indonesia sekaligus menjaga volatilitas di pasar keuangan dan hubungan baik antar kedua negara.

"Indonesia belum terkena dampak tarif, tapi lagi dilihat-lihat sekarang karena trade surplusnya besar dengan AS, sekitar 150 miliar dollar AS. Tapi, Vietnam yang trade surplusnya sekitar 20-30 miliar dollar AS sudah terkena tarif AS untuk produk bajanya," ujar Satria.

Satria menuturkan, membeli lebih banyak produk AS memang akan mengecilkan surplus perdagangan. Namun, pengurangan surplus perdagangan dengan AS tidak akan merugikan posisi neraca eksternal Indonesia.

Pasalnya, Indonesia hanya menggantikan impor dari negara-negara lain dengan produk AS, sehingga akan menghasilkan efek bersih netral terhadap keseluruhan posisi neraca perdagangan.

"Memang biasanya tidak mudah untuk menggantikan impor pabrikan dari satu negara ke negara lain karena spesifikasi dan harga yang berbeda. Namun, kami pikir ada komoditas non-manufaktur di mana Indonesia dapat meningkatkan pembeliannya dari AS, seperti biji minyak, biji-bijian, buah-buahan termasuk kedelai, kapas, dan bubur kayu," ucap Satria.

"Ketiga produk ini terdiri dari 2,2 miliar dollar AS atau sekitar 30 persen dari nilai impor tahunan Indonesia dari AS," lanjutnya.


Selain itu pada saat yang sama, kata Satria, Indonesia juga menggelar misi penjualan ke AS sehingga jumlah ekspornya juga akan naik dan membuat nilai perdagangan bilateral lebih kuat meskipun surplus lebih kecil.

Untuk itu, Indonesia perlu menyesuaikan strategi perdagangan internasionalnya sejalan dengan perkembangan geopolitik baru-baru ini, yang menyebabkan peningkatan ketegangan perdagangan global.

"Hubungan Indonesia-AS yang hangat akan membantu mempertahankan aliran masuk portofolio asing, terutama karena kita sekarang hidup di dunia di mana satu baris tweet dari Presiden AS Donald Trump dapat secara drastis memutarbalikkan hasil obligasi Rupiah," pungkas Satria.

Sebagai informasi, AS merupakan mitra dagang utama bagi Indonesia. Pada tahun 2018, AS membeli produk non-migas sebesar 17,67 miliar dollar AS dari Indonesia atau setara 10,87 persen dari total ekspor, pembeli terbesar kedua setelah China.

https://money.kompas.com/read/2019/08/05/064757626/indonesia-bakal-impor-lebih-banyak-kapas-dan-kedelai-as

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke