Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Dulu Cabang Kami Sekian Ratus, Lihat Bank Lain Punya Ribuan Suka Kepikiran..."

Hal serupa pun dilakukan oleh OCBC NISP. Bank swasta tertua di Indonesia ini pun kini lebih mengutamakan pengembangan kualitas perbankan digital serta sumber daya manusia dibanding menambah jumlah kantor cabangnya.

"Kita malah excited dan lebih senang dengan ini (kantor cabang menjadi tak begitu dibutuhkan). Dulu cabang sekian ratus lihat bank lain punya ribuan suka kepikiran kapan bisa bersaing," ujar Presiden Direktur OCBC NISP di Menara Kompas, Kamis (8/8/2019).

Parwati bercerita, delapan tahun lalu, OCBC NISP memiliki 400 lebih kantor cabang, dan kini jumlah tersebut merosot tinggal 299 kantor cabang saja.

Sementara untuk karyawan, tahun 2018 lalu, karyawan baru yang direkrut oleh OCBC NISP mencapai 800 orang, kini hanya 400an orang saja.

Pasalnya,sebagian besar transaksi yang dulu dilayani oleh teller dan customer service officer di kantor cabang kini bisa diselesaikan melalui layanan mobile banking atau internet banking.

"Transaksi sekarang sudah 84 persen tidak di branch, entah dari mobile banking, internet banking atau call centre," jelas Parwati.

Digitalisasi, menurut Parwati, justru sangat membantu bagi bisnis perbankan. Sebab, jika dulu bank harus merogoh kocek cukup dalam untuk membangun sebuah kantor cabang, kini uang tersebut bisa disisihkan untuk melakukan inovasi dan pengembangan teknologi. Meski, modal yang dikucurkan untuk pengembangan IT juga tidak murah.

"Tapi malah bagus, dengan landscape geografis Indonesia yang sangat luas, adanya teknologi bisa membuat kita serve lebih luas lagi," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2019/08/12/061100526/-dulu-cabang-kami-sekian-ratus-lihat-bank-lain-punya-ribuan-suka-kepikiran--

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke