Generasi Z Lebih Ambisius dan Optimistis Ketimbang Milenial

Dari survei yang diselenggarakan perusahaan konsultan Korn Ferry, generasi Z lebih optimistis, banyak tujuan, dan lebih tahan terhadap tekanan atau stress di tempat kerja ketimbang generasi milenial (1982-1996).

Hasil survei menunjukkan, dua pertiga responden atau sekitar 60 persen percaya Gen Z lebih optimistis tentang masa depan ketimbang milenial.

Sementara 53 persen responden mengatakan Gen Z akan membawa lebih banyak motivasi ke tempat kerja dibanding dengan generasi milenial, dan lebih dari 54 persen responden berpendapat Gen Z lebih menekankan pada pekerjaan yang memiliki tujuan.

"Gen Z lebih optimistis didukung dengan fakta bahwa generasi tersebut adalah generasi yang baru memasuki dunia kerja profesional. Mereka masih sangat bersemangat dan siap menghadapi segala tantangan yang akan muncul," kata principal Advisory Korn Ferry Indonesia Melisa Soentoro dalam siaran pers, Rabu (30/10/2019).

Melisa mengatakan, aspek lain yang mempengaruhi milenial dan generasi Z adalah faktor lingkungan yang membentuk pola pengasuhan tertentu.

Di sisi lain generasi milenial membutuhkan umpan balik yang konsisten. Umpan balik ini merupakan kunci utama untuk mengelola kelompok milenial di tempat kerja.

Milenial, akan termotivasi oleh kepercayaan kepada para pemimpin dan punya peluang untuk tumbuh dan berkembang.

"Oleh karena itu, para pemimpin perusahaan yang memahami perbedaan dalam beragam generasi dapat memupuk kolaborasi yang lebih besar di antara seluruh karyawan untuk mencapai keberhasilan perusahaan," ucap Melisa.

Milenial Mudah Stres

Berbanding terbalik dengan generasi Z, 67 persen responden survei mengatakan generasi Milenial lebih merasa tertekan atau stress di tempat kerja dibanding Gen Z.

Sementara itu, 58 persen responden mengatakan milenial lebih termotivasi oleh gaji atau kompensasi, dan 65 persen mengatakan Milenial lebih termotivasi oleh proses kenaikan karier yang cepat.

Selain itu di dalam survei, penilaian terhadap responden dilakukan untuk menentukan generasi mana yang lebih memiliki keseimbangan kerja dan kehidupan (work/life balance) dan generasi mana yang lebih mudah diajak bekerja sama.

"Sangatlah penting bagi para pemimpin perusahaan untuk memahami apa yang memotivasi karyawan untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaan agar merasa didukung dan dihargai. Sebab setiap generasi baru yang memasuki dunia kerja membawa atribut yang unik beserta tantangan masing - masing," pungkas Melisa.