Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerja Sama dengan Perusahaan Energi China, Langkah Awal PGN di Kancah Global

“China memiliki potensi besar dengan beragam peluang bisnis yang bisa dijelajahi,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Muktar dalam keterangan tertulisnya (11/11/2019).

Ia melanjutkan, impor energi menjadi hal tak terelakkan di China karena besarnya kebutuhan energi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

“China membutuhkan sumber energi global untuk mengisi kesenjangan antara produksi energi dengan konsumsi yang meningkat,” imbuh Syahrial.

Kesenjangan itu, menurut dia menjadi peluang PGN untuk menjual portofolio LNG yang dimiliki Pertamina dan menjalankan peran sebagai subholding gas.

“Kami percaya tujuan kami untuk menandatangani perjanjian kerja sama jual beli LNG ini merupakan awal dari apa yang bisa dikolaborasikan ke depan,” kata Syahrial.

Ia berharap PGN bisa mengeksplorasi potensi penjualan dan mengembangkan infrastruktur LNG lebih jauh melalui kesempatan ini, mulai dari terminal hingga bunker.

Perjanjian ini merupakan momen penting PGN untuk memainkan peran secara global sebagai subholding gas Indonesia.

Pada pertengahan 2019 lalu, PGN memang mendapat tugas dari Pertamina untuk mengelola bisnis LNG end to end secara penuh, mulai dari inisiatif dan pengembangan bisnis baru, baik domestik atau global.

PGN juga diminta mengelola dan mengintegrasikan bisnis gas dan LNG di Indonesia dari midstream ke downstream untuk mencapai nilai paling optimal kepada seluruh pemangku kepentingan.

“Sejak dua tahun lalu, PGN juga sudah menginisiasi bisnis gas dan LNG secara global,” kata Syahrial.

Tetap jaga ketahanan energi nasional

Saat ini, PGN telah menyediakan LNG pada berbagai pasar, tidak hanya sebagai energi dan industri, tetapi juga untuk komersial, ritel, serta rumah tangga.

Apa yang dilakukan PGN selain sejalan dengan upaya meluaskan layanan dan portofolio di tingkat global, sekaligus menjaga ketahanan energi nasional, khususnya dalam melayani kebutuhan gas bumi domestik bagi seluruh sektor.

“Kami sudah meninjau kesempatan untuk mengambil peran dan mengembangkan infrastruktur gas dan LNG sepanjang rantai nilai,” kata Syahrial.

Ia melanjutkan, pengembangan itu mulai dari kepemilikan bidang likuifaksi, regasifikasi, kapal, regenerasi energi atau transmisi infrastruktur, saluran pipa, dan fasilitas gas kota.

PGN pun terus berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi pelanggan agar gas bumi tetap lancar meski ada risiko di sumur gas dan berbagai gangguan teknis lainnya.

“Salah satu upayanya adalah menggunakan fasilitas Floating Storage Regasification Unit (FSRU) yang kami miliki,” imbuh Syahrial.

Langkah nyata komitmen PGN

Ia mencontohkan dua kejadian gangguan yang baru saja terjadi di Sumatera bagian tengah dan Jawa Timur.

PGN sigap mengambil langkah mengganti pasokan gas dari LNG dengan memanfaatkan fasilitas terminal LNG di Lampung sehingga pasokan gas melalui jalur South Sumatera-West Java (SSWJ) tetap stabil.

“Dengan demikian para pelanggan PGN dari jaringan SSWJ yang sebagian besar merupakan sektor industri tetap dapat memenuhi kebutuhan energinya,” lanjut Syahrial.

PGN telah mengantisipasi peningkatan pertumbuhan gas bumi dan menjaga ketahanan pasokan gas di Jawa Timur dengan membangun LNG Terminal di Teluk Lamong, Surabaya.

“Pembangunan terminal berkapasitas 40 BBTUD yang terbagi dalam tiga fase itu ditargetkan beroperasi akhir 2019 dan rampung keseluruhan pada 2023,” kata Syahrial.

Terus bangun infrastruktur

PGN pun akan terus mengembangkan infrastruktur guna mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi domestik.

Sebagai subholding migas, saat ini PGN memiliki total jaringan pipa gas sepanjang lebih dari 10.000 kilometer.

PGN telah mengoperasikan 2 FSRU, 1 land-based regasification terminal, 64 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), dan 4 mobile refueling unit (MRU).

PGN pun terus berupaya mencapai target bauran energi pada 2024.

“Sesuai rencana hingga 2024, PGN akan membangun sejumlah infrastruktur baru, di antaranya jaringan pipa transmisi dan distribusi masing-masing 528 dan 500 kilometer,” kata Syahrial.

Selanjutnya, PGN akan membangun tujuh LNG filling station untuk kapal, lima FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga, dan 17 fasilitas LNG untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan serta menjangkau wilayah geografis Indonesia.

“PGN juga akan menggenjot program jargas rumah tangga untuk menekan subsidi energi. Di 2025, PGN menargetkan bisa mengoperasikan 4,7 juta sambungan rumah tangga,” imbuh Syahrial.

https://money.kompas.com/read/2019/11/11/165943926/kerja-sama-dengan-perusahaan-energi-china-langkah-awal-pgn-di-kancah-global

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke