Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapitalisasi Pasar Telkom Melorot Rp 22 Triliun dalam 8 Hari, karena Statement Erick Thohir?

Pada 12 Februari lalu saham Telkom masih berada di kisaran Rp 3.800 per saham, dan menapaki posisi harian tertinggi di posisi Rp 3.850. Namun harga tersebut terus bergerak turun hingga ke level Rp 3.600 per saham pada perdagangan kemarin, Kamis (20/2/2020). 

Harga saham emiten berkode TLKM ini kemudian menguat di sesi penutupan di posisi Rp 3.630 per saham. Karena itu, kapitalisasi saham Telkom turun hingga Rp 22 triliun dalam 8 hari atau terhitung sejak statement Menteri BUMN yang akan menceraikan Telkomsel dari telkom.

Sebelumnya kapitalisasi pasar Telkom Rp 381 triliun, kemudian turun menjadi Rp 359 triliun.

Sejumlah pelaku pasar menyatakan investor cenderung khawatir dengan statement Menteri BUMN Erick Thohir yang akan menceraikan Telkomsel dari Telkom. Meski belakangan Erick Thohir mengungkapkan tak bakal melepaskan Telkomsel dari Telkom.

Terkait pelemahan saham Telkom, pengamat pasar modal Satrio Utomo menyatakan memang ada kekhawatiran dari pelaku pasar atas statement dari Menteri BUMN. Bagaimanapun, hal itu semakin menambah tekanan terhadap saham TLKM yang belakangan ini tengah menurun.

"Ada pengaruhnya. Kalau memang diceraikan ya bisa parah dampaknya ke Telkom. Ini berpengaruh ke harga saham," ujarnya pekan ini.

Pengaruh Faktor Eksternal

Satrio menyatakan, selain karena tekanan akibat statement Menteri BUMN, pelemahan saham Telkom tersebut juga dikontribusi sejumlah hal. Salah satunya investor asing yang masih melepas kepemilikannya di Telkom. Pada saat yang sama investor domestik belum mampu menyerap saham yang dilepas asing.

Hal lainnya, kondisi pasar yang masih terpengaruh sentimen negatif oleh virus Corona juga ikut berkontribusi terhadap pelemahan saham emiten ini.


"Nanti kalau bursa sudah membaik, saham Telkom juga bisa kembali menguat," jelas Satrio.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Erick Thohir “menyentil” gaya bisnis PT Telekomunikasi Indonesia ( Telkom) Tbk yang dianggapnya belum mengikuti perkembangan zaman.

Menurut Erick, justru saat ini dividen Telkom malah lebih banyak dihasilkan dari anak usahanya, yakni PT Telkomsel.

“Enak sih Telkom-Telkomsel dividen revenue digabung hampir 70 persen, mendingan enggak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel ke BUMN, dividennya jelas,” ujar Erick di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Namun belakangan Erick Thohir menyatakan tidak akan melepaskan Telkomsel dari Telkom. Pernyataan dia sebelumnya hanya untuk memotivasi agar BUMN tersebut bisa lebih inovatif.

https://money.kompas.com/read/2020/02/21/063200926/kapitalisasi-pasar-telkom-melorot-rp-22-triliun-dalam-8-hari-karena-statement

Terkini Lainnya

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Whats New
Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Whats New
Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Whats New
Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke