Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Yang Dilakukan Pemerintah Seharusnya Tidak Dinilai sebagai Sebuah Ketidakkonsistenan..."

Rahayu Puspasari Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Kementerian Keuangan mengakui, ada kalangan yang menilai dinamika aturan pemerintah merupakan sebuah bentuk inkonsistensi. Namun, di balik itu semua terselip tujuan yang sama dari pemerintah dan masyarakat yaitu menekan laju kenaikan Covid-19.

“Pergerakan dan dinamika yang dilakukan pemerintah seharusnya tidak dinilai sebagai sebuah ketidakkonsistenan, tetapi sebuah adaptasi. Kita harus responsif dan adaptif, karena perubahan yang cepat dan tidak menyenangkan dari mulai krisis kesehatan, menjadi krisis kemanusiaan dan kemudian krisis ekonomi,” kata dia dalam acara Indonesia Content Marketing Forum (ICMF), Rabu (9/9/2020).

Menurut Rahayu, kondisi yang terjadi di seluruh dunia ini juga tentunya merupakan tantangan tersendiri dari pihak regulasi dalam menghadapi berbagai pandangan negatif dan juga informasi simpang siur yang terjadi.

Maka dari itu, muncul sebuah gagasan empowering ecosystems yang merupakan sebuah tindakan yang dilakukan pemerintah dengan mendengar keluh kesah rakyat serta berupaya tetap hadir memberikan solusi di tengah kondisi sulit.

“Empowering ecosystem merupakan bagaimana kita memberikan pesan kepada publik, pemerintah hadir mendengar. Sehingga ketika ada kritik, pemerintah juga tidak serta merta reaktif dan membela diri. Kami akan tanggap untuk menggarap kebijakan selanjutnya,” ucap dia.

Walau demikian, tidak bisa dipungkiri persoalan saat ini adalah kondisi yang terus mengkhawatirkan dengan kenaikan kasus, dana pemerintah yang terbatas, dan waktu yang singkat. Sehingga penetapan prioritas menjadi sangat penting untuk meminimalisir kejatuhan lebih dalam.

“Kita masih belajar berkolaborasi antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Kita juga harus meng-handle hoaks dan disinformasi dimana audience-nya berasal dari berbagai level,” jelas dia.

Maka dari itu, saat ini prioritas adalah kepada UMKM agar bisa melanjutkan usahanya. Caranya adalah dengan membangun kesadaran untuk membeli produk UMKM. Melalui empowering ecosystem, penerima manfaat juga turut berpartisipasi menggerakkan roda ekonomi.

“Kita harus didatangi Covid-19 dulu baru bisa kompak (pemerintah, swasta dan masyarakat). Untuk bisa sampai kesana tentu ada prosesnya. Pemerintah harus ambil peran dengan mengajak kerja sama swasta dan juga media untuk menyuarakan kebangkitan,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi Widodo Muktiyo mengatakan, dinamika yang terjadi akan membentuk perubahan respons pemerintah dan apa yang harus dilakukan pemerintah terkait perubahan kondisi.

Tidak bisa dipungkiri hal itu terlihat tidak konsisten. Masyarakat pun kesulitan memahami situasi yang berubah.

“Saat ini regulasi mengalami dinamika, jika dulu kita sebatas mengimbau, saat ini kita meningkatkan kedisiplinan dengan penegakan hukum. Di sisi lain kita harus memberlakukan protokol kesehatan termasuk mengikuti implikasi virtual,” jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2020/09/10/120300326/-yang-dilakukan-pemerintah-seharusnya-tidak-dinilai-sebagai-sebuah

Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke