Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 08/05/2024, 11:26 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai cadangan devisa Indonesia kembali menurun pada April 2024. Upaya stabilisasi nilai tukar rupiah dan kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah lagi-lagi menjadi penyebabnya.

Asisten Gubenur Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengatakan, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April sebesar 136,2 miliar dollar AS.

Angka tersebut turun sekitar 4,2 miliar dollar AS dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai 140,4 miliar dollar AS.

Baca juga: Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Devisa RI Kuat, Tak Perlu Khawatir

Ilustrasi uang rupiah. SHUTTERSTOCK/PUTRADIGITALID Ilustrasi uang rupiah.

"Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 tetap tinggi," kata dia, dalam keterangannya, Rabu (8/5/2024).

Lebih lanjut Erwin bilang, salah satu pemicu penurunan nilai cadangan devisa ialah kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Selain itu, tingginya ketidakpastian pasar keuangan global membuat bank sentral harus turun tangan mengintervensi pasar, demi menjaga "stabilitas" nilai tukar rupiah. Ini menjadi salah satu penyebab nilai cadangan devisa kian susut selama beberapa bulan terakhir.

"Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh  pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," tutur Erwin.

Baca juga: Cadangan Devisa RI per Maret 2024 Sebesar 140 Miliar Dollar AS, Menyusut Dibanding Februari

Walaupun menyusut, BI menilai, posisi cadangan devisa Indonesia masih terjaga. Hal ini tercermin dari posisi cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Dengan demikian, posisi cadangan devisa masih berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar tiga bulan impor.

"Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Erwin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com