Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Masyarakat Stagnan Bikin Daya Beli Merosot

Kompas.com - 08/05/2024, 10:11 WIB
Rully R. Ramli,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanda pelemahan daya beli masyarakat semakin terlihat dengan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I-2024 yang dinilai belum maksimal.

Walaupun terdapat faktor musiman pemilihan umum (Pemilu) dan Ramadhan, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 4,91 persen, lebih rendah dari angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,11 persen.

"Konsumsi rumah tangga tidak optimal masih dibawah pertumbuhan ekonomi. Padahal momentumnya banyak sekali," ujar Peneliti ekonomi makro dan keuangan Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Riza Annisa Pujarama, dalam diskusi virtual, Selasa (7/5/2024).

Baca juga: Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Ilustrasi gaji, THR.SHUTTERSTOCK/MELIMEY Ilustrasi gaji, THR.

Lebih rendahnya laju pertumbuhan "tulang punggung" ekonomi Indonesia itu menandakan adanya permasalahan terkait daya beli masyarakat.

Salah satu penyebabnya ialah pendapatan masyarakat, khususnya kelas menengah, yang cenderung tumbuh stagnan.

Padahal di sisi lain, laju inflasi komoditas pangan berada dalam tren kenaikan sejak awal tahun, di mana pada Maret lalu inflasi komponen harga bergejolak mencapai 10,33 persen.

"Mereka menahan konsumsinya apalagi di kelas menengah yang tidak mendapat bantalan sosial," katanya.

Baca juga: Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Laju inflasi komoditas pangan itu menjadi sorotan, sebab kenaikannya jauh lebih pesat dibanding laju kenaikan upah buruh, di mana rata-rata upah buruh selama periode Februari 2023 - 2024 hanya mencapai 3,27 persen.

Dengan melihat data-data tersebut, pemerintah dinilai perlu untuk mengambil langkah menjaga daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah, guna mempertahankan laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga, yang ke depannya akan dihadapi berbagai tantangan.

"Jadi kita jangan hanya (memperhatikan) penduduk berpenghasilan rendah saja, tetapi kita perlu memperhatikan kelompok menengah itu," ucap Riza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com