Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Dunia Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021 Maksimal 4,4 Persen, Lebih Rendah dari Malaysia dan Filipina

Sebelumnya, pada Juli lalu lembaga internasional tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI tahun depan sebesar 4,8 persen. Kini, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 berada di kisaran 3 persen hingga 4,4 persen.

Outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut cenderung lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara kawasan ASEAN lain.

"Indonesia dan Filipina memiliki prospek yang tidak pasti. Kedua negara dengan populasi terbesar setelah China tersebut hingga saat ini belum sukses dalam mengontrol pandemi," ujar Chief Economist for East Asia and Pacific Bank Dunia Aaditya Mattoo.

Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung jauh lebih rendah. Tahun depan, Malaysia diproyeksi tumbuh 6,3 persen dengan batas skenario bawah sebesar 4,4 persen. Filipina tahun depan diproyeksi masih bisa tumbuh 5,3 persen, dengan batas bawah 2,9 persen.

Adapun Vietnam yang dinilai sukses dalam mengontrol pandemi diperkirakan bakal tumbuh 6,8 persen tahun depan dengan batas bawah 4 persen dan Kamboja diperkirakan masih mampu mengerek perekonomian hingga 4,3 persen degan batas bawah 3 persen.

Matto pun mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara di kawasan Asia Pasifik selain Filipina yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi dalam waktu dekat.

Pasalnya, hingga saat ini Indonesia dinilai belum sukses dalam menangani pandemi. 

Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 diproyeksi bakal ada di kisaran minus 1,6 persen hingga minus 2 persen.

"Indonesia masih belum menerapkan isolasi secara ketat, dan nampaknya lebih mengandalkan kebijakan-kebijakan yang lebih lembut," ujar Mattoo.

Untuk diketahui, proyeksi pertumbuhan Bank Dunia tersebut lebih rendah dibandingkan outlook pada Juli yang memperkirakan ekonomi Indonesia masih bisa bertahan di nol persen.

Mattoo pun mengatakan, proses pemulihan perekonomian di Indonesia akan berlangsung lebih lamban jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Pasalnya, perekonomian domestik di negara-negara tersebut mulai berjalan. Meski demikian, permintaan global masih akan tertekan lantaran kawasan Asia Pasifik sangat bergantung pada aktivitas perekonomian dunia.

Bank Dunia memproyeksi, China bakal tumbuh di kisaran 2 persen tahun 2020 in. 

"Didorong oleh belanja pemerintah, ekspor yang kuat, dan kasus infeksi Covid-19 yang cenderung rendah sejak Maret, namun masih tertekan oleh kinerja konsumsi domestik yang melamban," jelas Mattoo.

Di sisi lain, untuk kawasan Asia Pasifik sisanya kinerja perekonomian diproyeksi bakal tumbuh 3,5 persen.

https://money.kompas.com/read/2020/09/29/124000826/bank-dunia-proyeksi-ekonomi-indonesia-2021-maksimal-4-4-persen-lebih-rendah

Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke