Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Startup Kesehatan RI Dinilai Sulit Raih Pendanaan, Mengapa?

Walaupun demikian, hingga saat ini, belum ada startup kesehatan yang mendapatkan suntikan investor.

"Sejak September lalu belum ada startup kesehatan yang mendapatkan suntikan modal . Padahal penggunaan layanannya cukup melonjak, terutama sejak masa pandemi ini," ujar CEO BRI Ventures Nicko Widjaja dalam diskusi webinar AMVESINDO, Senin (2/11/2020).

Menurut dia, salah satu penyebab mengapa industri ini sulit dilirik oleh para investor lain adalah karena aturan yang dimiliki sangat kaku jika dibandingkan dengan sektor keuangan. "Cukup terbilang lebih rigid lah dibandingkan sektor finansial," ucapnya.

Wakil Ketua I AMVESINDO William Gozali juga mengatakan hal yang demikian. Dia menilai, startup kesehatan di Indonesia cenderung lebih fokus pada kesehatan dan perawatan diri (consumer healthcare).

Hal ini pun cukup jauh berbeda dengan ekosistem yang ada di Singapura yang memiliki ekosistem yang terbilang banyak, untuk industri healthcare di rumah sakit.

"Sementara kalau di Indonesia itu yang banyaknya malah pada bagian consumer healthcarenya, jadi terbalik," ucapnya.

Dia mengakui memang saat ini di Indonesia, sudah menggunakan sistem pembayaran kesehatan melalui online, namun jika dilihat dari besar perkembangannya belum cukup sustainable. "Walaupun online, tapi size-nya belum bisa sustainable," ucapnya.

Selain itu dia juga mengatakan, yang membuat startup kesehatan sulit mendapatkan pendanaan adalah rumitnya regulasi. Regulasi yang dibuat pun berasal dari adanya kebiasaan-kebiasaan dari masyarakat.

"Biasanya kan kalau beli barang di e-commerce itu kalau salah, bisa diganti. Tapi kalau produk kesehatan salah, itu mengerikan juga. Ini jugalah yang menjadi tantangan bagi startup kesehatan kita," jelas dia.

https://money.kompas.com/read/2020/11/02/161500626/startup-kesehatan-ri-dinilai-sulit-raih-pendanaan-mengapa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke