Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tekan Gas Emisi Rumah Kaca, DSNG Bangun 6 Pabrik Bio-Cng Baru dengan Nilai Investasi Rp 676,8 Miliar

KALTIM, KOMPAS.com - PT Dharma Satya Nusantara Tbk dengan kode emiten DSNG berencana membangun sebanyak enam pabrik Bio-CNG baru dalam 2 tahun ke depan dengan nilai investasi sekitar 47 juta dollar AS setara dengan Rp 676,8 miliar (kurs Rp 14.400 per dollar AS).

Pembangunan pabrik ini dilakukan guna menjalankan praktek keberlanjutan melalui pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit (PKS) menjadi energi terbarukan.

Tahap pertama dalam rangkaian pembangunan enam pabrik Bio-CNG akan dimulai Kamis (25/3/2021) dengan ground breaking pabrik Bio-CNG kedua di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, di mana pabrik Bio-CNG pertama telah commissioning sejak September 2020 lalu.

Pabrik Bio-CNG kedua ini akan dibangun DSNG dengan memanfaatkan limbah cair kelapa sawit (POME) dari dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berkapasitas 2 x 60 ton per jam yang dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal II tahun 2022.

Pabrik Bio-CNG tersebut akan menghasilkan energi listrik sebesar 2 x 850 kilowatt dan gas biometana berkapasitas 540 m3 per jam.

Selain itu, dengan beroperasinya pabrik Bio-CNG kedua ini akan mengurangi emisi efek rumah kaca setara dengan 100.000 metrik ton CO2 per tahun.

Direktur Utama DSNG Andrianto Oetomo mengatakan, pembangunan pabrik Bio-CNG baru tersebut menunjukkan keseriusan DSNG dalam menerapkan konsep circular economy dengan mengurangi limbah hasil produksi industri kelapa sawit, sekaligus menekan emisi gas rumah kaca dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan.

“Dalam dua tahun terakhir ini, kami mulai memperkenalkan konsep industri kelapa sawit berbasis energi terbarukan sebagai konsep masa depan. Melalui pembangunan pabrik Bio-CNG ini, kami mendapatkan dua keuntungan sekaligus, yakni penghematan dalam penggunaan bahan bakar solar di industri kelapa sawit yang kami jalankan, dan juga secara sustainability, upaya kami dalam menekan emisi gas rumah kaca,” kata Andrianto dalam siaran pers.

Menurut Andrianto, dalam tiga tahun ke depan, DSNG akan memiliki tujuh pabrik Bio-CNG. Dengan tujuh pabrik Bio-CNG tersebut, DSNG dapat menghemat penggunaan solar sekitar 16 juta liter per tahun, dengan pengurangan emisi gas rumah kaca setara 400.000 ton CO2 per tahun.

Sebagai informasi pada September 2020 lalu, DSNG telah melakukan commissioning pabrik Bio-CNG yang pertama berlokasi di Muara Wahau, Kalimantan Timur, yang juga merupakan pabrik Bio-CNG yang pertama di Indonesia.

Pabrik Bio-CNG ini menghasilkan listrik dengan kapasitas 2 x 600 kilowatt sehingga total power yang dihasilkan adalah 1.2 MegaWatt.

Energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk proses pengolahan Palm Kernel di Kernel Crushing Plant (KCP) serta proses Produksi BioCNG Plant ini sendiri.

Adapun sisa kelebihan biogas akan dikompres menjadi Biomethane Compressed Natural Gas dengan kapasitas 280 m3 per jam untuk kemudian disimpan dan dikemas di dalam tabung.

Bio-CNG yang telah dikemas di dalam tabung tersebut akan didistribusikan menggunakan truk yang juga menggunakan bahan bakar Bio-CNG ke seluruh emplasmen (perumahan karyawan) dan PKS lainnya di areal operasional DSNG di Muara Wahau sebagai bahan bakar pembangkit listrik menggantikan bahan bakar konvensional berbahan bakar solar.

Dengan beroperasinya pabrik Bio-CNG pertama, DSNG menghemat sedikitnya 2 juta liter solar per tahun, yang selama ini dipakai sebagai bahan bakar genset di pabrik kelapa sawit dan pabrik kernel.

https://money.kompas.com/read/2021/03/26/083303726/tekan-gas-emisi-rumah-kaca-dsng-bangun-6-pabrik-bio-cng-baru-dengan-nilai

Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke