Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN TEKNOLOGI KOMPASIANA] Saat WhatsApp Dibajak | Era Supremasi Komputer Kuantum | Pengalaman Tes GeNose C19

KOMPASIANA---Permasalahan pengambilalihan akun WhatsApp masih kerap terjadi dengan banyak modus.

Dalam hal ini pelaku lebih sering menggunakan berbagai alasan untuk mendapatkan akses kode One Time Password (OTP) yang dikirimkan kepada pemilik akun melalui SMS.

Karena bukan sekadar pembajakan, jika pembajak berhasil mengakses akun WhatsApp ada banyak bentuk kejahatan yang bisa dilakukan, penipuan misalnya.

Oleh karena itu, kita mesti bisa lebih berhati-hati dan mengamankan akun WhatsApp dengan lebih aman.

1. WhatsApp Dibajak! Bagaimana Anda Bertindak?

Memang bukan Kompasianer Andri Mastiyanto sendiri yang mengalami, tapi temannya yang ketika itu mengabarkan kalau HP-nya telah kena hack.

Setelah akun tersebut bisa diretas, pembajak sudah terlebih dulu menyebarkan permintaan uang ke kontak-kontak WhatsApp.

"Apa daya sang pembajak sudah selangkah didepan dengan melakukan trik mengirimkan 2 kali OTP sehingga untuk OTP berikutnya harus menunggu 9 jam setelahnya," tulis Kompasianer Andri Mastiyanto.

Oleh karena itu, jika sudah ada usaha bahwa ada yang mencoba membajak akun WhatsApp kita, Kompasianer Andri Mastiyanto menyarankan untuk langsung membuat status WhatsApp.

"Ketika Anda sadar bahwa terjadi pembajakan akun WhatsApp langsung buat status di sosial media bahwa WhatsApp anda dibajak," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

2. Kapan Era Supremasi Komputer Kuantum Tiba?

Memasuki bulan Mei 2021, tulis Kompasianer Lupin, kita bisa membaca beberapa berita yang berhubungan dengan komputer kuantum.

Nah, komputer kuantum menggunakan karakteristik dari partikel dasar itu sebagai basis untuk melakukan penghitungan.

Mekanika kuantum digunakan karena ada beberapa peristiwa ternyata tidak bisa dijelaskan menggunakan prinsip mekanika klasik yang sudah lebih dahulu dipakai.

"Meskipun usianya masih seumur jagung, namun komputer kuantum mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki komputer konvensional," tulis Kompasianer Lupin. (Baca selengkapnya)

3. Pengalaman Melakukan Tes Genose C-19 di Bangunan Baru Stasiun Malang

Sama dengan stasiun lain yang melayani tes covid, Stasiun Malang juga melayani 2 macam tes. Kedua tes tersebut adalah tes antigen dan tes GeNose C19.

Dari pengalaman yang dituliskan Kompasianer Ikrom Zain, arga yang dipatok pun sama dengan stasiun lain, yakni 85 ribu rupiah untuk tes antigen dan 30 ribu rupiah untuk tes GeNose.

Syarat untuk bisa melakukan tes tersebut adalah menunjukkan tiket keberangkatan kereta yang sudah terbayarkan.

Sedangkan untuk asa berlaku kedua tes tersebut adalah 1 x 24 jam dari waktu keberangkatan.

"Setelah menunjukkan tiket yang sudah terbayarkan, maka kita akan ditanya akan melakukan tes apa. Tentu, dengan harga yang lebih murah, saya memilih tes GeNose," tulis Kompasianer Ikrom Zain. (Baca selengkapnya)

***

Ikuti konten-konten menarik lainnya di Kompasiana lewat kategori Teknologi.

https://money.kompas.com/read/2021/05/31/160935126/tren-teknologi-kompasiana-saat-whatsapp-dibajak-era-supremasi-komputer-kuantum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke