Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER DI KOMPASIANA] Vitamin D untuk Pasien Covid-19 | Waspada Membuang Bungkus Paket | Fenomena "Bediding" Musim Kemarau

KOMPASIANA---Kini, jika ada yang mengalami gejala maupun terinfeksi positif covid-19 bergejala ringan dapat melakukan isolasi mandiri cukup di rumah saja.

Hal ini dikarenakan, pasien tanpa gejala dan bergejala ringan bisa disembuhkan utamanya dengan meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan tubuh.

Oleh karena itu, mnurut rekomendasi Kementerian Kesehatan, penderita Covid-19 gejala ringan dan tanpa gejala perlu minum vitamin C, D, dan zinc, atau multivitamin (dengan komposisi vitamin C, D, E, zinc).

Selain itu, menjaga kualitas isolasi mandiri dengan benar-benar sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan sehingga membawa dampak baik bagi penderita dan orang-orang di sekitarnya.

1. Seberapa Penting Pengaruh Vitamin D3 terhadap Pasien Terpapar Covid-19?

Menghadapi pasien covid-19, tulis Kompasianer Lilik Fatimah, baik itu keluarga atau teman kita mesti tetap tenang.

Apalagi, sepanjang menemani dokter dalam menangani pasien --- baik yang OTG maupun yang sudah jelas-jelas terinfeksi Covid, Vitamin D3 5000 IU selalu menjadi rujukan resep beliau kepada pasien.

Tidak ada manfaat lebih yang akan didapatkan dengan mengonsumsi Vitamin C dosis tinggi, malah pemberian dosis tinggi bisa menimbulkan berbagai efek samping.

Selain diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi, Vitamin D menjaga kestabilan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Vitamin D, khususnya D3 juga bisa meredakan infeksi.

"Oh, ya. Kadar normal Vitamin D3 dalam tubuh berkisar antara 40-60 nanogram per mililiter. Defisiensi Vitamin D3 penderita Covid kategori berat berada di bawah rentang 15 nanogram per mililiter," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Testimoni Menggunakan Aplikasi Telemedicine untuk Konsultasi Covid-19

Beragam kebijakan dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan angka virus covid-19 ini, seperti menggratiskan layanan telemedicine.

Ada 11 platform yang bermitra dengan Kemenkes dalam kebijakan ini dan semua platform tersebut bisa diunduh secara gratis.

Namun, ada 7 catatan yang Kompasianer Giovani Yudha berikan ketika mencoba beberapa platform tersebut, seperti waktu dan durasi konsultasi.

"Tolong hindari kebudayaan turun-temurun ini dalam melakukan konsultasi, yaitu basa-basi, sebab, durasi konsultasi antara 15-30 menit tergantung platform dan spesialisasi dokter," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Hati-hati Membuang Bungkus Paket!

Dalam sebuah bungkus paket terdapat dua data penting: data pengirim dan penerima.

Namun, lain hal dengan orang lain yang menemukan bungkus paket yang kita buang di tong sampah.

Menurut Kompasianer Edward Horas mungkin berpikir, buat apa orang cari-cari sampah? Kurang kerjaan saja! Kita tidak pernah tahu. Yang pasti, ada data di sana.

"Kita bisa melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi data pribadi, dimulai dari hati-hati saat membuang bungkus paket. Ada empat cara yang dapat mengamankan," tulisnya, (Baca selengkapnya)

4. Roberto Mancini 10 Tahun Lalu Sudah Tundukkan Sepak Bola Inggris

Roberto Mancini telah sukses membawa sepak bola Italia kembali berjaya di kancah Eropa dengan mengalahkan Inggris.

Kompasianer Hendro Santoso menilai karena memang ebenarnya Mancini bukan orang asing dalam kancah sepak bola Inggris dengan menjadi Manajer Manchester City dan membawa klub tersebut juara Premier League.

"Jadi wajar jika Mancini sangat mengenal sekali karakter sepakbola Inggris. Maka wajar pula dia mampu menundukkan Wembley untuk meraih trofi Euro 2020," tulisnya.

Trofi yang sudah lama sekali tidak pulang ke Italia yaitu sejak kejuaraan Euro tahun 1968 dimana saat itu Italia sebagai juaranya. (Baca selengkapnya)

5. Fenomena "Bediding", Waspadai Ular Masuk Pemukiman Warga

Memasuki musim kemarau, tulis Kompasianer Mawan Sidarta, biasanya banyak wilayah mengalami fenomena alam yang dalam Bahasa Jawa dinamakan "bediding".

Bediding ini kurang lebih suatu keadaan saat suhu udara mengalami perubahan cukup ekstrim.

Akan tetapi, fenomena bediding tidak hanya berpengaruh terhadap kehidupan manusia melainkan juga pada hewan.

Beberapa jenis hewan tertentu mungkin malah menjadi merajalela ketika suhu berubah secara ekstrim.

"Munculnya hewan-hewan tertentu di sekitar rumah tinggal kita pada saat bediding sekarang ini, seperti laron (rayap), tikus, semut merah, tokek, orong-orong, kelabang atau bahkan kalajengking," tulis Kompasianer Mawan Sidarta. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2021/07/17/170231926/populer-di-kompasiana-vitamin-d-untuk-pasien-covid-19-waspada-membuang-bungkus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke