Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UMKM Tetap Berusaha yang Terbaik di Masa Pandemi

USAHA mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia. UMKM, khususnya di bidang makanan dan minuman, termasuk penyumbang produk domestik bruto (PDB) yang tertinggi.

Pada kuartal 2 tahun 2021, kontribusi usaha di bidang makanan dan minuman mencapai 21,58 persen dari keseluruhan PDB (BPS, 5 Agustus 2021). Dengan demikian UMKM diharapkan dapat terus bertahan sekalipun di masa sulit seperti saat ini.

Salah satu provinsi di Indonesia yang masyarakatnya cukup bersemangat mengembangkan UMKM, adalah provinsi Jambi. Perekonomian Provinsi Jambi pada triwulan 2 tahun 2021 bertumbuh 5,39 persen (YoY).

Menurut Zaitun, Ketua Asosiasi Makanan dan Minuman (Asmami) Kota Jambi (Saragih, 2020), sekitar 100 unit UMKM Asmami Kota Jambi masih bisa bertahan di tengah pandemi virus corona.

Namun demikian, sebagian pelaku UMKM Jambi, bagaimanapun juga tetap mengalami penurunan.

Empat dari tujuh pelaku UMKM di Jambi, yang dijumpai penulis saat melakukan kegiatan bersama tim Universitas Tarumanagara pada akhir bulan Juli 2021, menyatakan bahwa mereka mengalami penurunan keuntungan.

ASN (40 tahun) dan SR (39), pelaku UMKM di bidang kuliner mengaku bahwa Pandemi Covid-19 menyebabkan keuntungannya menurun sekitar 50 persen.

MS (23), pelaku UMKM di bidang otomotif (bengkel motor), mengaku mengalami penurunan jumlah pelanggan dan keuntungan sekitar 40-50 persen.

Adapun AWP (20) yang membuka usaha kerajinan tangan atau aneka cinderamata menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah menyebabkan penurunan keuntungan pada usahanya sekitar 40 persen−50 persen.

Permasalahan penurunan keuntungan akibat masa Pandemi Covid-19 ini menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku usaha.

Mereka khawatir seandainya situasi ini akan berlangsung lama dan menyebabkan usaha mereka terus merugi dan pada akhirnya gulung tikar.

Kekhawatiran yang dialami secara berkelanjutan, adalah salah satu tanda bahwa para pelaku usaha UMKM telah mengalami tekanan psikologis.

Tanda dari tekanan psikologis yang dialami, dapat berupa perasaan cemas, takut, atau ketidakamanan/ketidakpastian terhadap status usahanya di masa depan.

Dalam dunia psikologi, khususnya psikologi industri/organisasi, persepsi terhadap ketidakamanan/ketidakpastian terhadap status usaha di masa depan yang dialami para pelaku UMKM tersebut dapat diidentikkan dengan job insecurity yang dialami oleh para pegawai.

Di masa pandemi Covid-19 yang penuh dengan ketidakpastian ini, boleh jadi kondisi UMKM merugi dan para pelaku UMKM semakin merasa cemas, takut, ataupun merasa tidak aman terhadap status usahanya di masa mendatang.

Menghadapi kondisi ketidakamanan terhadap status usaha/pekerjaannya di masa mendatang, para pelaku UMKM tidak boleh menyerah. Para pelaku UMKM perlu mengantisipasi kondisi yang dialaminya dengan memanfaatkan strategi koping (coping strategies).

Coping strategies mengacu pada berbagai pemikiran/sikap mental, ataupun perilaku yang sesuai untuk digunakan dalam mengelola tekanan psikologis.

Jika coping dilakukan secara efektif, maka individu diharapkan dapat mengantisipasi ketidakamanannya terhadap status usaha/pekerjaan.

Setidaknya ada delapan strategi koping yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM. Masing-masing strategi koping bagi pelaku usaha UMKM, penulis uraikan berikut ini.

1. Active coping

Dalam strategi ini, individu melakukan usaha secara aktif dalam mengantisipasi permasalahan. Pelaku UMKM, tidak bertahan dengan cara-cara konvensional. Pelaku UMKM dapat mencoba/mempelajari hal-hal berikut ini.

  1. bagaimana cara berinovasi dalam variasi produk;
  2. berinovasi dalam menetapkan variasi harga;
  3. berinovasi dalam melakukan promosi/pemasaran; dan
  4. berinovasi dalam menentukan lokasi/tempat/platform digital dimana produk dapat diakses oleh masyarakat.

2. Seeking instrumental support

Strategi ini dapat dilakukan oleh individu dengan mencari dukungan/bantuan secara konkret dari pihak-pihak terkait. Contoh instrumental support dapat berupa:

  1. dana bantuan/hibah dengan biaya/bunga sangat ringan atau bebas biaya sebagai tambahan modal usaha;
  2. bantuan tenaga (mahasiswa magang), misalnya untuk design packaging dan pendampingan atau knowledge sharing dalam mengembangkan usaha;
  3. bantuan fasilitas/peralatan, misal handphone/komputer/mesin-cetak/dll, untuk mendukung produktivitas ataupun usaha promosi;
  4. bantuan/dukungan slot dalam digital platform untuk pemasaran produk.

Berbagai jenis instrumental support tersebut tentunya perlu diajukan dengan penuh inisiatif kepada pihak yang tepat dan dapat dipercaya.

3. Planning

Strategi ini dilakukan individu dengan membuat perencanaan, memikirkan strategi dan langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah.

Saat membuat perencanaan, kita dapat menerapkan prinsip 5W + 1H, yaitu:

  1. What; apa alternatif jenis usaha yang akan dilakukan sesuai dengan minat, keterampilan dan kemampuan;
  2. Who; siapa alternatif target/konsumen yang akan dituju, kepada siapa produk tersebut akan dijual;
  3. Where; di mana alternatif tempat yang akan digunakan untuk memasarkan produk tersebut (alternatif media atau channel online apa yang tersedia saat ini);
  4. Why; mengapa usaha/bisnis ini kita pertahankan, mengapa usaha/bisnis ini perlu kita alihkan ke alternatif lain;
  5. When; kapan alternatif usaha/bisnis akan dimulai;
  6. How; bagaimana memulai usaha/bisnis tersebut, bagaimana cara/metode/langkah yang akan ditempuh untuk mempertahankan atau mengalihkan usaha/bisnis.

4. Seeking emotional social support

Strategi ini dilakukan individu dengan cara mencari dukungan berupa simpati dan pengertian dari orang-orang sekitar; setidaknya dari orang terdekat atau keluarga.

Para pelaku UMKM dapat meminta pengertian dan permakluman kepada keluarga, mengenai kondisi usaha yang sedang menurun.

Dengan dukungan simpati dan pengertian dari anggota keluarga (sebagai orang terdekat), pelaku UMKM diharapkan dapat menjadi lebih bersemangat, atau minimal tidak merasa ditekan dengan berbagai tuntutan/permintaan dari anggota keluarga.

5. Acceptance

Individu menerima kondisi atau masa-masa sulit yang sedang terjadi. Tanda dari kondisi menerima adalah individu tidak mengeluh, tidak menyalahkan, tetap mensyukuri sekecil apa pun kebaikan (berkah/berkat) yang ada setiap hari.

Kondisi menerima sekecil apa pun kebaikan yang datang, akan membuat emosi menjadi lebih positif.

Saat emosi positif, maka proses berpikir (kreativitas) akan menjadi lebih optimal; dan selanjutnya akan mendukung usaha/kinerja tetap baik atau semakin baik (Fredrickson, 2004; Broaden and Built Theory).

6. Humor

Dalam kondisi sulit, mungkin tidak lazim bagi kita untuk berhumor. Namun dalam situasi dan kondisi yang sulit, tetap ada peluang bagi kita untuk mendapatkan penghiburan. Memiliki sikap humor adalah sesuatu yang membuat kita merasa terhibur.

Saat kita dalam keadaan tertawa, atau merasa terhibur, hormon Endorfin akan meningkat. Endorfin diproduksi pada saat manusia merasa bahagia (tertawa) dan cukup beristirahat.

Hormon ini bertindak seperti morfin; ketika endorfin meningkat, rasa sakit yang dialami akan berkurang dan suasana hati / perasaan positif muncul. Saat ini banyak fasilitas yang dapat kita akses untuk memunculkan humor; misalnya dengan mencari kutipuan lucu dari komedian, "Kesuksesan diraih karena usaha keras. Usaha keras berawal dari kemauan kuat. Kemauan kuat terdorong oleh cita-cita tinggi. Cita-cita tinggi berawal dari mimpi. Mimpi terjadi karena tidur. Maka kalau kamu ingin sukses, mari tidur...." (Cak Lontong; dikutip oleh Hardian, 2020)

7. Positive reframing

Saat menghadapi masa sulit, kita selalu dapat mencari hikmah dari peristiwa sulit tersebut. Hikmah dalam konteks psikologi, disebut sebagai positive reframing.

Artinya, kita mencoba memikirkan ulang apa manfaat, pelajaran, ataupun hal positif yang bisa kita dapat, dari suatu peristiwa/masa sulit.

Dengan mengambil hikmah (positive reframing), emosi negatif yang dialami oleh individu akan menjadi lebih netral bahkan positif.

Hikmah dapat dibantu dengan menemukan kutipan (quotation) dari tokoh-tokoh yang dikenal memiliki kebijaksanaan. Misalnya, "Our greatest glory is not in never falling, but in rising every time we fall" atau kehebatan kita bukan pada saat kita tidak pernah gagal, tetapi justru ketika kita berhasil bangkit dari kegagalan [Confucius]; Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah / selama kita belum menyerah, kita belum gagal [BJ Habibie]).

8. Tapping into spirituality

Dalam situasi sulit, umumnya individu mencari pertolongan dan bantuan dari Tuhan. Pertolongan umumnya disampaikan dalam bentuk doa atau komunkasi antara diri sejati dengan sang sumber kehidupan, sosok yang maha pengasih dan penyayang.

Saat berkomunikasi dengan sang sumber kehidupan, individu akan menjadi lebih terbuka dan jujur menyampaikan isi hatinya. Komunikasi antara diri sejati dan sang sumber kehidupan dalam suasana keheningan, akan membuat individu bebas/lepas (release) dari berbagai ketegangan yang dihadapi.

Isi doa / komunikasi, lebih ditujukan untuk menyampaikan rasa syukur atas hal-hal yang masih ada, yang masih bisa kita lakukan; isi komunikasi bukan permohonan atas hal-hal yang tidak ada, atau hal-hal yang mencerminkan ambisi / pemuasan keinginan kita.

Saat inidividu menghargai apa yang masih ada, menghargai berbagai aktivitas yang masih bisa dilakukan, individu akan merasa tetap beruntung.

Boleh jadi Tuhan terkesan belum memberikan apa yang kita inginkan saat ini, tetapi Beliau selalu memberikan apa yang terbaik bagi kita. Our timing isn't God's timing.

Semoga UMKM Indonesia semakin tangguh dan semakin bertumbuh...

P Tommy YS Suyasa
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Yenike Margaret Isak
Mahasiswa S2 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Pramdigdya Sasliandri Priantama
Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

https://money.kompas.com/read/2021/08/25/101255926/umkm-tetap-berusaha-yang-terbaik-di-masa-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke