Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertalite Paling Banyak Diminati pada 2021, Konsumsinya Sebanyak Ini

"Itu berdasarkan realisasi tahun lalu. Keberadaan Pertalite saat ini menjadi paling penting karena menjadi tulang punggung BBM bagi masyarakat," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangannya dikutip Minggu (13/3/2022).

Ia menjelaskan, konsumsi Pertalite relatif meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2017 konsumsi Pertalite mencapai sekitar 14,5 juta kilo liter (KL), 2018 menjadi 17,7 juta KL, 2019 menjadi 19,4 juta KL, 2020 menjadi 18,1 juta KL, dan di 2021 menjadi 23 juta KL.

Adapun pada tahun 2020 terjadi penurunan konsumsi Pertalite dikarena kondisi pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas masyarakat terhenti.

"Namun, tahun 2021 konsumsinya meningkat lagi hingga 23 juta KL. Sedangkan tahun ini diproyeksikan pada kisaran 23 juta KL," tambahnya.

Agung mengatakan, meski harga minyak mentah dunia melonjak saat ini, Pertalite sebagai BBM yang paling banyak dikonsumasi masyarakat, diputuskan untuk tidak mengalami kenaikan. Menurutnya, hal itu untuk tetap menjaga daya beli masyarakat.

Seperti diketahui harga minyak mentah berjangka Brent sempat menyentuh level 130 dollar AS per barrel. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) pun turut terkerek menjadi 95,72 dollar AS per barel di Februari 2022, padahal asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar 63 dollar AS per barrel.

"Perkembangan harga minyak dunia terus kita monitor dan antisipasi dampaknya. Yang jelas meskipun harga minyak dunia terus naik, harga BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat harus tetap dijaga untuk melindungi daya beli masyarakat," jelas Agung.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memastikan berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah sepakat tak menaikkan harga Pertalite yaitu tetap seharga Rp 7.650 per liter, guna mendukung pemulihan ekonomi nasional. Harga tersebut pun tidak berubah sejak tiga tahun terakhir

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, untuk mengurangi tekanan lonjakan harga minyak mentah dunia terhadap peningkatan biaya penyediaan BBM, Pertamina melakukan berbagai efisiensi di segala lini, termasuk menekan biaya produksi BBM dalam negeri.

Di antaranya dengan memaksimalkan penggunaan minyak mentah domestik dan mengoptimalkan penggunaan gas alam untuk penghematan biaya energi. Selain itu, juga dilakukan peningkatan produksi kilang untuk produk yang bernilai tinggi.

Di samping itu, penyesuaian harga produk tetap dilakukan namun secara selektif, hanya untuk BBM nonsubsidi tertentu seperti Pertamax Series maupun Dex Series, yang porsi konsumsinya hanya sekitar 15 persen dari total konsumsi BBM nasional.

"Pertamina sangat berhati-hati dalam menetapkan harga. Namun kami yakin segmen konsumen ini (BBM nonsubsidi) telah merasakan manfaat BBM berkualitas yang lebih hemat dan lebih baik untuk perawatan mesin kendaraan, sehingga dapat menerima harga yang selama ini tetap sangat kompetitif dibandingkan produk yang sejenis lainnya,” jelas Fajriyah dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/3/2022).

https://money.kompas.com/read/2022/03/13/194000726/pertalite-paling-banyak-diminati-pada-2021-konsumsinya-sebanyak-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke