Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Perajin Batik Madura Tanjungbumi: Sebulan Bisa Laku Lebih dari 100 Lembar Usai Gabung Marketplace Bakaoo.id

PHE WMO sendiri memperkenalkan UMKM unggulannya dalam acara Pre Forum Kapasitas Nasional Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) yang berlangsung di Hotel Shangri-La Surabaya, 17 - 19 Mei 2022. Sedangkan Bakaoo.id juga diperkenalkan di ajang tersebut. 

Selain Batik Tanjungbumi, juga diperkenalkan UMKM Prancak Sepulu (Pranspul) yang membawa barang olahan hasil laut sebagai UMKm unggulan lainnya. 

Per lembar batik Rp 200.000-Rp 15 juta

Hananah bercerita, ada perbedaan setelah usahanya dibina PHE WMO. Sebelumnya, dia masih menawarkan dagangannya secara konvensional dengan cara menitipkan batik produksinya ke toko-toko di Surabaya, Sidoarjo, Pamekasan dan Sumenep.

Namun sejak menjadi binaan PHE WMO, Hananah mengaku usaha batiknya semakin berkembang. Bahkan omzetnya naik berkali-kali lipat karena perluasan pasar.

Jika sebelumnya dalam sebulan bisa laku ratusan lembar, kini jumlah batiknya yang terjual semakin banyak dengan banderol harga mulai Rp 200.000 hingga Rp 15 juta.

Penjualan semakin maksimal setelah ia bergabung ke marketplace Bakaoo.id.

"Sebulan ratusan lembar, setelah dibina PHE WMO bisa lebih soalnya masih ngirim toko-toko langganan tetap offline dan online," katanya.

Saat ini Hananah bahkan sudah memberdayakan lebih dari puluhan pengrajin. "Sudah memberdayakan 20 orang lebih perajin. Di Desa Bandang Daja sendiri rata-rata pembatik," katanya.

Kedepan, lanjutnya, PHE WMO juga akan memfasilitasi upaya melestarikan cara pembuatan batik Tanjungbumi melalui upskilling. Langkah ini dijalankan agar ciri khas pembuatan batik Tanjungbumi tidak hilang dan bisa memperluas pasar.


Dapat perhatian Emil Dardak

Event UMKM ini berhasil mendapatkan perhatian dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak yang didampingi oleh Direktur Regional Indonesia Timur Awang Lazuardi.

"Batik Madura yang sangat khas ini, memiliki nilai warisan budaya yang tinggi, terima kasih kepada PHE WMO yang telah membantu melestarikan warisan budaya khususnya dari Kecamatan Tanjungbumi Kabupaten Bangkalan,” ujar Emil Dardak saat mengunjungi booth UMKM. 

Pada kunjungannya ke booth UMKM Pranspul yang mengenalkan produk makanan kering olahan hasil laut, Emil Dardak bersama Awang Lazuardi juga terkesan dengan produk-produk makanan yang unik dan memiliki rasa yang sangat enak.

Berbagai olahan hasil laut seperti rengginang kepiting, keripik teripang laut, crispy ikan bulu ayam, abon ikan tuna, manisan kulit mangga dan keripik daun mangrove menjadi produk unggulan dari UMKM Pranspul.

"Makanan berbahan dasar hasil laut dari Wilayah Pesisir pantai yang diolah masih dengan cara tradisional, ternyata memiliki rasa yang enak serta sudah menggunakan cara packing yang higienis dan menarik," kata Awang. 

"Hal ini tentunya berpotensi memaksimalkan potensi hasil alam serta membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi. Semoga UMKM ini dapat bersaing dengan produk - produk lokal lainnya hingga di ekspor ke luar dan memberikan dampak besar bagi masyarakat khususnya di Bangkalan."

Integrasi dengan website marketplace lain

Kedepannya website marketplace Bakaoo.id ini akan dicoba untuk terintegrasi dengan website milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan juga portal UMKM Lokal binaan Kementerian BUMN.

Admin Bakaoo.id, Halimatus bercerita sebelum menjadi mitra binaan PHE WMO dan bergabung dengan Bakaoo.id, para pelaku UMKM belum memahami teknologi pemasaran melalui Instagram maupun WhatsApp.

"Dengan adanya dukungan PHE WMO kita menjangkau lebih luas," katanya.

Dengan Bakaoo.id, para pelaku UMKM binaan PHE WMO bisa memperkenalkan produk mereka pada pasar yang lebih besar. Hal ini berdampak pada peningkatan omzet mereka.

"Kalau tiap bulan Rp 2 juta skala kecil, omzet sekarang bisa naik jadi Rp7 juta," pungkas Halimatus. 

https://money.kompas.com/read/2022/05/20/101956826/cerita-perajin-batik-madura-tanjungbumi-sebulan-bisa-laku-lebih-dari-100

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke