Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tantangan Manajemen Strategi di Era VUCA dan Cara Menghadapinya

Dalam bukunya yang berjudul Let’s Change (2014), Rhenald Kasali menyebut bahwa bukan mereka yang terkuat yang mampu bertahan, melainkan mereka yang paling adaptif dalam merespons perubahan.

Saat ini, salah satu tantangan atas pesatnya transformasi digital hadir dalam bentuk Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity atau lebih dikenal sebagai VUCA.

VUCA adalah sebuah kondisi ketika perubahan terjadi begitu cepat, tidak pasti, kompleks dan ambigu yang disebabkan karena transformasi digital atau teknologi.

Dampak VUCA yang begitu nyata terlihat adalah transformasi digital di mana kini para penyedia jasa tengah berlomba untuk memberikan pelayanan yang instan dan tepat secara digital, tidak lagi konvensional.

Transformasi digital seperti ini yang kemudian berdampak pada kepuasan pelanggan atas sebuah pelayanan jasa. Ini sekaligus menjadi jawaban atas tantangan manajemen strategi di era VUCA.

“Ibarat arus sungai, ekosistem digital memungkinkan Anda berlayar dalam arus yang lebih deras di bagian tengah sungai. Memang lebih menantang, tapi opportunity untuk berkembang menjadi lebih besar,” ungkap Rhenald dikutip pada Rabu (1/7/2022).

Cara menghadapi era VUCA

Kemampuan adaptif dan eksploratif yang mumpuni menjadi jawaban atas tantangan gelombang digitalisasi dan transformasi digital yang semakin pesat merambat ke berbagai lini kehidupan.

Transformasi digital tersebut memunculkan konsekuensi terbaru di mana para penyedia jasa akan bergantung pada penggunaan teknologi (mesin) dan mulai mempertimbangkan untuk mengoptimalkan dan menyesuaikan sumber daya agar bisnis lebih efektif dan efisien.

Kombinasi sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya yang berada pada lokasi, waktu, dan pekerjaan yang tepat pada akhirnya dapat membantu tercapainya produktivitas yang diinginkan dengan sebuah target yang telah ditentukan. Hal tersebut dikenal sebagai rightsizing.

Salah satu contohnya adalah PT Hero Supermarket Tbk, yang menutup seluruh gerainya di Indonesia. Penutupan gerai tersebut disebabkan alih fokus bisnis merk dagang lain, seperti Guardian dan IKEA.

Dalam kurun waktu dua tahun, Hero Group menargetkan jumlah gerai IKEA empat kali lipat dibandingkan tahun 2020. Selain itu pihaknya akan membuka 100 gerai Guardian baru hingga akhir tahun 2022.

Sebagai bagian dari fokus bisnis baru, PT Hero Supermarket Tbk akan mengubah lima gerai Giant menjadi IKEA dengan harapan dapat menambah aksesibilitas pelanggan. Hal ini bertujuan untuk beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah seiring merosotnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir.

Saat rightsizing diterapkan oleh para pelaku bisnis atau penyedia jasa maka terdapat sejumlah penyesuaian, termasuk pada sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan zaman dan bertransformasi dinilai akan mampu menghadapi industri 5.0 yang semakin dinamis.

“Tanpa masuk ekosistem digital, Anda ibarat berada di arus pinggiran sungai. Airnya memang lebih tenang, tapi jalannya akan lambat dan ada risiko tersangkut ranting-ranting comfort zone yang membuat Anda tak bisa bergerak maju, lalu lama-lama tenggelam,” tambahnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab tantangan pada era VUCA tentu saja dilakukan dengan terus meningkatkan kualitas baik itu sumber daya manusia hingga sistem kerja.

Sejalan dengan itu, perlunya mengambil kebijakan pada era VUCA dirasa menjadi penentu untuk sebuah kemajuan perusahaan.

Untuk itu, rightsizing menjadi hal yang tepat dilakukan guna menjawab tantangan yang semakin dinamis dan kompleks. Menaruh orang yang kompeten pada posisi yang strategis dirasa menjadi salah satu penentu kemajuan dan kesuksesan sebuah korporasi.

https://money.kompas.com/read/2022/06/01/185945526/tantangan-manajemen-strategi-di-era-vuca-dan-cara-menghadapinya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke