Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jokowi: Hati-hati yang Suka Makan Roti dan Mi, Harganya Bisa Naik

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan seluruh pihak untuk selalu mewaspadai kondisi rantai pasok pangan dan energi saat ini. Hal itu terutama untuk komoditas gandum, karena Indonesia merupakan importir gandum.

Pasokan gandum dari dua negara yang dilanda konflik, Rusia dan Ukraina, terhambat. Padahal dua negara tersebut merupakan produsen besar untuk gandum di pasar dunia.

“Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mi (instan), bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina," kata Jokowi dikutip dari Antara, Jumat (8/7/2022).

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu, berbeda dengan komoditas seperti minyak goreng, gandum bukan merupakan produk Indonesia, sehingga pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harganya.

"Kenapa perang di Ukraina mempengaruhi harga gandum? Karena produksi gandum itu 30-40 persen berada di negara itu, Ukraina, Rusia, Belarus, semua ada di situ,” jelas Jokowi.

Bahkan, kata Jokowi, beberapa negara sudah mengalami kekurangan pangan dan kelaparan karena terhambatnya pasokan pangan akibat perang Ukraina dan Rusia.

“Bayangkan, berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia? dan sekarang ini sudah mulai karena barang itu tidak bisa keluar dari Ukraina, tidak bisa keluar dari Rusia,” kata Jokowi.

Hasil lawatan ke Ukraina-Rusia

Sebelumnya, rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Joko Widodo telah selesai pada Jumat (1/7/2022). Selama 7 hari kunjungan kerja di luar negeri, Jokowi mengunjungi Jerman untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) G7.

Kemudian, pertemuan bilateral dan misi damai di Ukraina dan Rusia dan terakhir mengunjungi Uni Emirates Arab (UEA).

Dalam lawatannya di Jerman, Ukraina dan Rusia, Jokowi menekankan, potensi munculnya krisis pangan yang akan berdampak luas terhadap negara berkembang.

Di Ukraina, usai pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Jokowi menjelaskan dampak pasokan pangan dari perang Rusia dan Ukraina.

Ia mengatakan, ada 22 juta ton gandum yang tidak bisa keluar dari Ukraina. Ditambah ada 55 juta hasil panen ke depan dari petani.

”Kalau ini enggak bisa keluar artinya yang bisa impor dari sini kan jadi pusing semuanya. Jumlah yang sangat gede sekali 77 juta ton. Bayangkan kalau tidak bisa keluar,” kata Jokowi sebagaimana dilansir dari pemberitaan Kompas.id.

Kepala Negara mengatakan, yang terpenting dalam kunjungannya ke Ukraina dan Rusia adalah mengupayakan titik temu di antara kepentingan kedua negara.

Menurut Jokowi, dengan titik temu tersebut diharapkan perang bisa berakhir. Persoalan pangan yang sangat genting dinilai dapat menjadi titik temu tersebut.

”Besok (Kamis ini), kan, ketemu dengan Presiden Putin. Kita akan sampaikan hal yang sama agar ada titik temu," kata Jokowi.

"Ini, kan, yang paling penting, titik temu. Kepentingannya semua terakomodasi dan ada titik temu,” tegasnya.

Secara terpisah, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, untuk meneruskan ekspor gandum diperlukan langkah-langkah untuk mengangkat blokade Rusia di lexi.

"Dan Rusia juga mengancam adanya kelaparan di dunia dan mereka memblokade ekspor dari Ukraina dan mendisrupsi pasar global," kata Zelensky.

Menurut dia, jika blokade dapat dibuka, jutaan ton bahan pangan dari Ukraina itu dapat dikirimkan kepada masyarakat.

"Dan apabila tidak ada ambisi dari Rusia kita tidak akan memiliki problem tersebut saat ini dan ini merupakan tantangan global saat ini," kata Zelensky.

Sementara itu, di Rusia, Jokowi menyampaikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memberi jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Rusia maupun Ukraina.

Hal tersebut disampaikan Jokowi usai bertemu dengan Putin di Istana Kremlin, Rusia, Kamis (30/6/2022).

"Saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan untuk pasokan pangan dan pupuk baik dari Rusia dan juga Ukraina. Ini sebuah berita yang baik," ujar Jokowi dilansir dari siaran langsung KompasTV, Rabu malam waktu Indonesia.

Ia juga mengatakan, demi kemanusiaan, dia mendukung upaya PBB melakukan reintegrasi komoditas pangan dan pupuk Rusia serta komoditas pangan Ukraina agar masuk lagi dalam rantai pasok dunia.

"Dan khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, tadi sekali lagi Presiden Putin sudah memberikan jaminannya," tuturnya.

https://money.kompas.com/read/2022/07/08/080907526/jokowi-hati-hati-yang-suka-makan-roti-dan-mi-harganya-bisa-naik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke