Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

RI-China Masih Alot Soal Pembengkakan Biaya Kereta Cepat JKT-BDG

KOMPAS.com - Negosiasi antara Indonesia dan China terkaitpembengkakan biaya alias cost overrun proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung masih berlangsung. Saat ini, biaya proyek patungan kedua negara itu diprediksi bengkak hingga puluhan triliun rupiah.

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China atau KCIC Dwiyana Slamet mengungkap bahwa negosiasi antara Indonesia dan China saat ini masih berlangsung pada level pemerintah.

"Sekali lagi ya ini masih negosiasi pemerintah Indonesia dengan China," kata Dwiyana dikutip pada Jumat (14/10/2022).

Salah satu hambatan negosiasi adalah ada perbedaan perhitungan pembengkakan antara pihak Indonesia dengan China.

Menurutnya, perbedaan perhitungan antara konsultan dari Indonesia dan China karena memiliki asumsi yang berbeda, salah satunya dalam kasus biaya untuk membeli frekuensi GSM.

"Contohnya konsultan Tiongkok menghitung biaya GSMR untuk 900 megahertz itu free charge, enggak ada biaya di Tiongkok, pemerintah sana menyediakan frekuensi itu dedicated untuk kereta api," ujarnya.

Sementara itu, kata Dwiyana, frekuensi 900 megahertz untuk GSMR di Indonesia sudah dipakai industri telekomunikasi untuk jaringan seluler sehingga KCIC perlu bekerja sama dengan Telkomsel.

"Di situ ada investasinya, hampir sekitar Rp 1,3 triliun untuk clearence frekuensi dan lainnya sehingga tidak mengganggu antara frekuensi telekomunikasi dengan kami," ujarnya.

Lebih lanjut, Dwiyana berharap negosiasi terkait pembengkakan biaya dapat segera terselesaikan agar tak mengganggu proses penyelesaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Kita harapkan secepatnya negosiasi diskusi terkait cost overrun sehingga enggak menganggu progres kereta cepat," ucap dia.

Waktu tempuh Jakarta-Bandung

Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan mempercepat mobilitas masyarakat dari Jakarta ke Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Ia mengatakan, dengan kereta cepat, waktu tempuh Jakarta menuju Tegalluar yang masuk Kabupaten Bandung hanya 36 menit.

Sementara penumpang kereta cepat yang ingin menuju Kota Bandung, bisa turun di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Nantinya, penumpang tujuan Kota Bandung bisa berjalan kaki berpindah ke stasiun KA reguler untuk berganti moda menggunakan feeder yang dilayani kereta diesel.

Bahkan saking cepatnya perjalanan kereta cepat, ia mengibaratkan waktu tempuh dari Halim ke Kabupaten Bandung setara dengan KRL dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Jakarta Kota.

"Apalagi kami (kereta cepat) hanya 36 menit (waktu tempuh Jakarta-Bandung), kalau naik KRL itu Manggarai-Jakarta Kota," kata Dwiyana.

Dwiyana optimistis ke depannya akan terjadi peralihan konsumen yang sebelumnya menggunakan jalur tol dari Jakarta ke Bandung menjadi menggunakan kereta cepat.

Ia mengatakan kehadiran kereta cepat memberikan opsi baru kepada para pelanggan transportasi umum.

"Jadi saya yakin ada peralihan perilaku konsumen, bener-bener shifting ini," ujarnya.

Sementara itu, untuk tarif yang akan diterapkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Dwiyana mengatakan, berdasarkan hasil studi tarif kereta cepat sebesar Rp 350.000 untuk rute paling jauh.

"Tarif sesuai studi itu Rp 350.000 terjauh, terdekat itu Rp 150.000, tapi kami bisa melakukan diferensiasi tarif juga di mana saat peak kita reduce tarif diskon dan lain-lainnya," tuturnya.

(Penulis: Haryanti Puspa Sari | Editor: Yoga Sukmana)

https://money.kompas.com/read/2022/10/14/110349526/ri-china-masih-alot-soal-pembengkakan-biaya-kereta-cepat-jkt-bdg

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke