Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peluang UMKM Berbisnis "D2C Brand" Terbuka Lebar, Kino Buka Program Pelatihan

Menurut CEO Kino Indonesia Sidharta Oetama, di Indonesia, porsi pasar D2C masih kurang dari 1 persen dari keseluruhan pasar e-commerce namun memiliki tingkat pertumbuhan besar.

Hal ini didorong oleh luasnya target audience, naiknya jumlah pembeli online, dan tingginya pendapatan per kapita dalam negeri.

“Selain itu juga, ada banyak perusahaan dengan kapitalis ventura yang mulai memberi dukungan modal pada perusahaan rintisan D2C lokal,” kata Sidharta dalam siaran pers, Minggu (26/2/2023).

Sidharta mengungkapkan, dengan besarnya potensi tersebut, Kino Indonesia meluncurkan Kinovation, program akselerator yang bertujuan untuk mendukung pertumbuhan brand D2C lokal di Indonesia.

“Kami percaya brand D2C lokal memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing dengan brand ritel maupun brand global selama mereka bisa menjaga konsistensi kualitas serta memiliki strategi marketing dan distribusi yang kuat,” ujar Sidharta.

Adapun program akselerator Kinovation merupakan wujud komitmen Kino dalam mendukung perkembangan brand lokal serta UMKM di Indonesia.

“Kami berharap melalui program dapat menjembatani para pelaku usaha untuk menjalin hubungan dengan para pemain industri yang ahli di bidang masing-masing sehingga membuka peluang kerja sama ke depannya,” lanjutnya.

Aktivitas program Kinovation

Program ini menghadirkan bootcamp intensif berdurasi satu bulan yang menggandeng banyak pemain industri dari berbagai sektor termasuk e-commerce, ritel, serta media digital.

Selama menjalani program akselerator Kinovation, peserta akan mendapatkan sesi mentoring 1-on-1 dengan pemain industri, kunjungan kantor, serta workshop, yang akan membuka berbagai kesempatan kolaborasi bisnis antara peserta dengan para ahli industri.

Agar dapat membangun koneksi sebagai upaya memberikan dampak bagi bisnis, brand D2C juga dituntut untuk dapat membuat strategi digital marketing dengan memanfaatkan media sosial, terutama Facebook, Instagram, dan WhatsApp secara optimal, termasuk membangun narasi branding yang menarik bagi konsumen.

Aldo Rambie, Head of Industry Meta mengatakan, pengembangan teknologi Meta menemukan beragam konten yang menghibur, informatif, dan juga inspiratif. Karena itu, Facebook, Instagram, dan WhatsApp menjadi platform bagi orang-orang untuk bertemu dan menjalin koneksi yang bermakna, termasuk mempertemukan bisnis dengan konsumen.

“Lewat program akselerator Kinovation, peserta akan memiliki kesempatan untuk mempelajari strategi marketing yang relevan dengan perubahan zaman,” ujar Aldo.


Pendaftaran Kinovation

President Director Kearney Indonesia Shirley Santoso menyebutkan, saat ini berjualan online bisa dilakukan oleh siapa saja dengan mudah, terutama karena adanya pandemi – namun kompetisi pun semakin ketat.

Pelaku usaha D2C juga perlu memahami cara kerja kanal penjualan digital, mulai dari cara manage logistik dan distribusi dan branding strategy, yang mana sangat penting terutama untuk upaya scaling up.

“Setelah mengikuti Kinovation, peserta diharapkan memiliki pengetahuan dan skill untuk mengembangkan strategi produk yang dapat memenuhi kebutuhan pasar,” ujar Shierly.

Kinovation akan memilih 10 brand D2C lokal dengan kriteria, brand milik sendiri dab memiliki latar belakang yang relevan, memiliki jumlah transaksi yang baik yang menunjukan potensi skalabilitas, memiliki perencanaan serta peta jalan dalam mencapai “product-market fit”, tidak sedang menjalani program akselerator lainnya, serta menerapkan program ESG yang baik.

Adapun pendaftaran registrasi akan dibuka pada 22 Februari 2023 dan akan ditutup pada 6 Maret 2023, melalui website www.kinovation.id.

https://money.kompas.com/read/2023/02/27/090000826/peluang-umkm-berbisnis-d2c-brand-terbuka-lebar-kino-buka-program-pelatihan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke