Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kompas.com - 01/05/2024, 20:46 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kedutaan Besar Inggris (Kedubes) Jakarta menandatangani perjanjian baru dengan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey, dan Ketua Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid di Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, kerja sama tersebut untuk memperdalam dukungan Inggris terhadap Pusat Bisnis Hutan Regeneratif Kadin, yang menandai tonggak penting dalam kemitraan untuk kelestarian lingkungan dan aksi iklim.

"Perjanjian baru ini akan berkontribusi pada visi Kadin untuk mendukung target pembangunan sosial, ekonomi, dan ekologi Indonesia serta iklim melalui kehutanan regeneratif," kata Arsjad dalam keterangan tertulis.

Baca juga: Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Arsjad mengatakan, melalui Program Kemitraan untuk Hutan (P4F), pemerintah Inggris telah mendukung Kadin Indonesia dalam mendirikan Kadin Regenerative Forest Business Hub (RFBH), sebuah pusat terpadu bagi dunia bisnis untuk membantu mereka menghadapi tantangan dan peluang yang dihadapi dunia usaha kehutanan, dampak dari peraturan baru di sektor ini.

Ia mengatakan, perjanjian baru tersebut melanjutkan kolaborasi Inggris-Kadin Indonesia di sektor ini.

"Omnibus Law dan Peraturan Kehutanan Multiguna yang baru memungkinkan dunia usaha untuk melakukan transisi dari pengelolaan hutan berbasis kayu ke multi-produk. Dengan undang-undang ini, pengusaha kehutanan didesak untuk meningkatkan nilai lahan melalui pengembangan hutan campuran dan menjajaki kegiatan bernilai ekonomi tinggi," ujarnya.

Arsjad mengatakan, dengan mengelola konsesi secara lebih aktif dan berkelanjutan, profitabilitas usaha kehutanan akan meningkat dan pada saat yang sama mendukung kegiatan pengelolaan hutan regeneratif yang mengintegrasikan model bisnis multi-produk, termasuk agroforestri, Pembayaran Jasa Ekosistem (PES), dan Produk Hasil Hutan Non-Kayu (NTFP).

"kehutanan regeneratif mewakili pendekatan holistik terhadap pengelolaan lahan yang memprioritaskan restorasi dan pelestarian ekosistem sekaligus memanfaatkan kapasitasnya untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer," tuturnya.

Arsjad mengatakan, konsep kehutanan regeneratif tidak hanya memberikan manfaat langsung terhadap lingkungan.

Hal ini, kata dia, dapat meningkatkan keanekaragaman hayati, menjaga daerah aliran sungai, dan meningkatkan kesehatan tanah sehingga memperkuat ketahanan masyarakat terhadap kerusakan akibat perubahan iklim.

Selain itu, Arsjad mengatakan, kehutanan regeneratif memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, menciptakan lapangan kerja yang ramah lingkungan, mendukung mata pencaharian lokal, dan mendorong pembangunan berkelanjutan.

"Untuk mencapai target iklim guna membatasi pemanasan global hingga 1,5C, diperlukan upaya kolektif, dan sektor swasta karena pengaruhnya yang signifikan terhadap emisi global, konsumsi sumber daya, dan inovasi memiliki peran yang penting," kata dia.

Lebih lanjut, Arsjad mengatakan, bisnis kehutanan regeneratif bisa menjadi masa depan di mana profit dan tujuan sosial serta lingkungan dapat tercapai.

"Melalui kemitraan dengan Kadin Indonesia, Inggris menunjukkan komitmennya dalam berinvestasi dan mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan di Indonesia. Hal ini juga merupakan bagian dari komitmen Inggris melalui pendanaan sebesar 11,6 miliar Poundsterling untuk sektor iklim internasional dari tahun 2021 hingga 2026," ucap dia.

Sementara itu Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey mengatakan, kolaborasi berkelanjutan dengan Kadin merupakan contoh dari komitmen Inggris untuk mendukung ambisi iklim Indonesia dalam melindungi dan memulihkan alam sekaligus mendorong investasi dalam bisnis ramah lingkungan.

“Inggris dan Indonesia bersatu sebagai mitra yang kuat dalam mengatasi tantangan global perubahan iklim. Kedua negara berkomitmen terhadap target perubahan iklim yang nyata dan merupakan pemimpin dalam mewujudkan dunia yang lebih sehat, adil, dan berketahanan," sebut dia.

Jermey optmistis, perjanjian baru tersebut akan semakin mendukung kinerja Kadin dalam mengembangkan usaha kehutanan regeneratif di Indonesia.

"Dengan memobilisasi investasi pada alam dan melakukan tindakan kolaboratif, kita dapat memetakan arah menuju masa depan yang lebih hijau, berketahanan, adil, dan berkelanjutan untuk semua,” kata dia.

Baca juga: Food Estate Era Soeharto dan Kerusakan Masif Hutan di Kalimantan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com