Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andalkan CPO, Turunan Nikel hingga Hasil Hutan, Mendag Targetkan Ekspor Non Migas Naik 4,5 Persen

Kompas.com - 04/01/2024, 15:39 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan menargetkan kinerja ekspor non migas naik hingga 4,5 persen di tahun 2024.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, dengan target tersebut akan membuat kinerja perdagangan di 2024 juga ikut naik.

“Pemerintah akan berupaya untuk tetap mendorong ekspor non migas sesuai target di 2,5-4,5 persen di 2024 walaupun tantangan harga komoditas dunia masih cukup landai,” ujar Mendag Zulhas dalam jumpa pers Outlook Perdagangan di Jakarta, Kamis ( 4/1/2024).

Baca juga: Mendag Zulhas: Harga Beras Tidak Akan Naik Lagi

Lebih lanjut Mendag Zulhas mengatakan, untuk mendorong kinerja ekspor non migas itu pemerintah masih mengandalkan ekspor komoditas minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO), batu bara, turunan produk nikel, hingga produk hasil hutan.

Selain itu, untuk bisa mencapai target tersebut pemerintah akan menyasar pasar-pasar non tradisional sebagai tujuan perdagangannya seperti India, Pakistan, Mesir, Malaysia, Thailand hingga Filipina.

Adapun sebelumnya tujuan ekspor non migas yang selalu menjadi andalan pemerintah adalah Tiongkok, AS, hingga Jepang.

“Pakistan itu kalau tidak salah tahun lalu surplusnya 3 miliar dollar AS, Bangladesh kta surplus 2 miliar dollar AS. Jadi k Ita cari pasar baru selain membuat produk-produk kita memiliki nilai tambah seperti hilirisasi,” katanya.

Sementara itu Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi mengatakan, CPO memang menjadi produk komoditas yang paling diandalkan untuk ekspor non migas.

Oleh sebab itu dia optimistis target pertumbuhan kinerja ekspor non migas hingga 4,5 persen di 2024 itu tercapai.

“Kita juga akan membuat program ekspor dari misi dagang, berpartisipasi aktif dalam beberapa pameran, memperluas akses pasar dengan membuka terus perjanjian dagang dengan negara-negara yang sedang kita tuju,” pungkasnya.

Baca juga: Apa Alasan Anies Menolak Ekspor Pasir Laut?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com