Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Belum Mampu Bangkit, IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Perdagangan

Melansir data RTI, pukul 9.06 WIB, IHSG berada pada level 6.802,09 atau turun 9,21 poin (0,14 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.811,31.

Sebanyak 203 saham melaju di zona hijau dan 140 saham di zona merah. Sedangkan 204 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,3 triliun dengan volume 1,7 miliar saham.

Bursa Asia mixed dengan kanaikan Nikkei 0,5 persen (152,1poin) di level 28.075, dan Shanghai Komposit di level 3.325,63 atau menguat 12,17 poin, (0,37 persen). Sementara itu, Strait Times melemah 0,4 persen (13,18 poin) pada posisi 3.284,7, dan Hang Seng Hongkong di level 20.307 atau turun 0,8 persen (177,86 poin).

Sementara itu, S&P 500 ditutup melemah 0,004 persen pada level 4.108,94 atau turun 0,17 poin. Indeks acuan saham teknologi Nasdaq juga berakhir merah dengan penurunan 0,43 persen (52,48 poin) pada level 12.031,88. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,29 persen (98,27 poin) di level 33.684,78.

Sebelumnya, William Surya Wijaya CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas mengatakan, pergerakan IHSG saat ini terlihat masih terkonsolidasi wajar di tengah minimnya sentimen yang ada, sedangkan sentimen dari dalam negeri terkait rilis peningkatan cadangan devisa dan capital inflow yang masih mengalir.

“Sentimen tersebut menjadi salah satu faktor penopang kenaikan IHSG hingga beberapa waktu mendatang, hari ini IHSG berpotensi tertekan. Pergerakan IHSG hari ini diperkirakan berada di range 6.721 – 6.838,” kata William dalam analisisnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini juga melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.05 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.893 per dollar AS, atau turun 3 poin (0,02 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.890 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun rupiah melemah pagi ini, tren pergerakannya masih bullish. Hal ini terjadi karena sentimen ekspektasi Bank Sentral AS yang akan menghentikan kenaikan suku bunga acuannya.

“Rupiah masih berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini. Pelaku pasar kelihatannya mengantisipasi ekspektasi bahwa Bank Sentral AS akan menahan kenaikan suku bunga acuannya setelah rapat bulan Mei ini, dengan kembali masuk ke aset berisiko,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston mengatakan, salah satu aset berisiko yang terlihat naik adalah Bitcoin, yang sudah kembali ke area 30.000 dollar AS per coin. Dini hari tadi Presiden Bank Sentral AS wilayah Philadelphia, Patrick Harker juga menginginkan the Fed untuk menahan suku bunga acuannya, setelah suku bunga mencapai 5 persen.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 14.800 per dollar AS sampai dengan Rp 14.930 per dollar AS.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/04/12/093707326/belum-mampu-bangkit-ihsg-dan-rupiah-melemah-di-awal-perdagangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke