Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ciputra Ikut Dorong Pengembangan "Health Tourism" di Indonesia

Berdasarkan data pariwisata tahun 2021, sebanyak 1,2 juta wisatawan Indonesia keluar negeri dan 699.000 di antaranya melakukan perawatan medis ke luar negeri. Hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong health-tourism untuk menarik minat turis domestik dan luar negeri dengan tujuan perawatan medis.

Direktur Ciputra SMG Eye Clinic, drg. Ferra J. Papilaya, MM.,MARS mengatakan, salah satu perawatan medis yang cukup populer dilakukan di luar negeri adalah perawatan mata.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, 1,6 juta menderita kebutaan, dan 6,4 juta mengalami gangguan penglihatan sedang dan berat.

Hal ini tentunya berdampak pada kualitas hidup serta produktivitas, karena kita ketahui bersama bahwa mata adalah salah satu organ tubuh yang paling vital.

Data Ciputra SMG Eye Clinic di Surabaya dan jakarta juga menunjukkan bahwa hampir separuh dari pasien mereka berasal dari luar dua kota tersebut.

Hal ini didorong oleh mereka yang berpartner dengan Singapore Medical Group, memiliki standar pelayanan, para dokter spesialis mata dan fasilitas yang sangat mumpuni, termasuk kemudahan dan pelayanan terintegrasi yang merupakan bagian dari health-tourism.

"Ciputra SMG Eye Clinic merupakan salah satu dari beberapa layanan kesehatan yang mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengembangkan health-tourism terintegrasi, beberapa fasilitas kesehatan lain di Indonesia juga mulai berbenah untuk menerapkan fasilitas health-tourism," kata drg. Ferra melalui keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Ia berharap, melalui pengembangan health-tourism ini, diharapkan Indonesia dapat menghemat devisa negara, meningkatkan kunjungan wisatawan, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor pariwisata dan kesehatan.

Target pertumbuhan health-tourism RI

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari penyedia layanan kesehatan, tenaga medis, rumah sakit, klinik kesehatan, hotel, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas rekreasi dan regulator untuk turut serta dalam pengembangan health-tourism Indonesia.

Dalam pernyataannya pada saat meresmikan Malang Health Tourism April 2023 lalu, Sandiaga Uno mengingatkan bahwa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand telah berhasil mengembangkan sektor ini dalam kurun waktu 15-20 tahun.

"Kita melihat bagaimana Malaysia, Thailand, perlu waktu 15 - 20 tahun. Tapi pasarnya dari Indonesia, kalau kita gerak cepat, saya yakin dalam lima tahun kita betul-betul menyamai layanan kesehatan yang diberikan. Konsepnya harus kolaboratif, harus gotong royong," ujar Sandiaga.

Sandiaga juga menekankan pentingnya pengalaman yang diberikan kepada pasien yang datang ke fasilitas kesehatan di Indonesia.

"Rasanya yang harus dimiliki oleh pasien jika datang ke fasilitas-fasilitas kesehatan, harus merasa terlayani, dan merasa diorangkan. (Untuk Penyedia layanan kesehatan) Yang diubah itu mindsetnya, bagaimana memberikan layanan terbaik dan prima, dengan dukungan pemerintah pusat sampai provinsi, kabupaten, kota, hingga pelaku usaha," tambahnya.

https://money.kompas.com/read/2023/05/09/165911326/ciputra-ikut-dorong-pengembangan-health-tourism-di-indonesia

Terkini Lainnya

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Data Terbaru Uang Beredar di Indonesia, Hampir Tembus Rp 9.000 Triliun

Whats New
Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Jadi BUMN Infrastruktur Terbaik di Indonesia, Hutama Karya Masuk Peringkat Ke-183 Fortune Southeast Asia 500

Whats New
Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Mendag Zulhas Segera Terbitkan Aturan Baru Ekspor Kratom

Whats New
Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Manfaatnya Besar, Pertagas Dukung Integrasi Pipa Transmisi Gas Bumi Sumatera-Jawa

Whats New
Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Soal Investor Khawatir dengan APBN Prabowo, Bos BI: Hanya Persepsi, Belum Tentu Benar

Whats New
Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Premi Asuransi Kendaraan Tetap Tumbuh di Tengah Tren Penurunan Penjualan, Ini Alasannya

Whats New
Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Hidrogen Hijau Jadi EBT dengan Potensi Besar, Pemerintah Siapkan Regulasi Pengembangannya

Whats New
Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Rupiah Masih Tertekan, Bank Jual Dollar AS Rp 16.600

Whats New
Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Freeport Akan Resmikan Smelter di Gresik Pekan Depan

Whats New
Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Akhir Pekan, IHSG Mengawali Hari di Zona Hijau

Whats New
Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Ini Kendala Asuransi Rumuskan Aturan Baku Produk Kendaraan Listrik

Whats New
Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Dokumen Tak Lengkap, KPPU Tunda Sidang Google yang Diduga Lakukan Monopoli Pasar

Whats New
Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Bos Bulog Ungkap Alasan Mengapa RI Bakal Akuisisi Sumber Beras Kamboja

Whats New
Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Luhut Bantah Negara Tak Mampu Biayai Program Makan Siang Gratis

Whats New
Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Suku Bunga Tidak Naik, Ini Strategi Bank Indonesia Stabilkan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke