Harga Minyak Dunia Naik Didorong Pengurangan Pasokan

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia naik pada akhir perdagangan Rabu (5/7/2023) waktu setempat atau Kamis pagi WIB, pasca liburan Amerika Serikat (AS).

Penguatan harga minyak mentah tersebut juga ketatnya pasokan seiring rencana pemangkasan produksi oleh negara-negara penghasil minyak yang tergabung dalam OPEC+.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,9 persen atau 2 dollar AS AS menjadi sebesar 71,79 dollar AS per barrel.

Sedangkan harga minyak mentah Brent naik 0,5 persen atau 40 sen AS menjadi sebesar 76,65 dollar AS per barrel, setelah naik 1,60 dollar AS pada hari Selasa.

Untuk WTI, pada Selasa kemarin tidak ada perdagangan karena merupakan hari libur nasional bagi AS, sehingga perdagangan pada hari Rabu mengejar kenaikan Brent pada hari sebelumnya.

Kedua tolok ukur minyak mentah dunia tersebut mencapai level tertinggi dalam hampir dua minggu selama sesi hari Rabu.

Adapun Arab Saudi, pengekspor minyak mentah terbesar dunia, pada hari Senin mengatakan bakal memperpanjang pengurangan produksi sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bpd) hingga Agustus 2023.

Sementara Rusia dan Aljazair, bakal menurunkan tingkat produksi dan ekspor minyak mereka di Agustus 2023 masing-masing sebesar 500.000 barel per hari dan 20.000 barel per hari.

"Pemotongan sukarela Juli dan perpanjangan hingga Agustus akan sangat memperketat pasar minyak, tetapi investor akan tetap menunggu sampai persediaan minyak menunjukkan penurunan yang substansial," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.

Persediaan minyak mentah dan bensin AS terlihat turun minggu lalu, sementara stok sulingan kemungkinan naik, menurut konsensus. Data resmi mingguan dari American Petroleum Association dan pemerintah AS terkait stok minyak akan rilis Kamis ini, tertunda satu hari karena hari libur.

Pasar menilai, pada hari libur AS kemarin, menandai puncak musim perjalanan AS. Laporan persediaan minyak yang rilis pekan ini dapat memainkan peranan besar dalam mendorong harga minyak lebih tinggi atau lebih rendah.

"Saya kira itu masih membatasi pergerakan harga. Tampaknya investor berada dalam kondisi akan percaya ketika melihat data," kata Staunovo.