Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terdampak Perang, Perusahaan Migas Rusia Jual Sahamnya di Blok Tuna

Keputusan ini merupakan buntut dari mandeknya pengembangan Blok Tuna akibat sanksi Uni Eropa dan Inggris kepada Premier Oil Tuna BV, anak usaha Harbour Energy Group karena bermitra dengan Rusia. Sanksi ini merupakan respons invasi Rusia ke Ukraina yang terjadi pada awal tahun lalu.

Di dalam proyek ini, BUMN Rusia Zarubezhneft melalui anak usahanya ZN Asia Ltd mengempit 50 persen hak partisipasi proyek Lapangan Tuna, adapun 50 persen dimiliki oleh Harbour Energy.

Direktur Eksplorasi SKK Migas, Benny Lubiantara mengungkapkan, Zarubezhneft sedang dalam proses farm out.

Sebagai informasi, farm out adalah pengalihan interest dari pemegang wilayah kerja yang ada ke perusahaan lain atau bentuk konsorsium.

“Tentu dengan begini Harbour otomatis akan memiliki partner baru siapa terus terang kita belum tahu. Bisa saja perusahaan migas di Indonesia bisa juga dari luar, most likely dari Indonesia. Tetapi sampai saat ini kita belum tahu,” jelasnya di Gedung Wisma Mulia, Selasa (18/7/2023).

“Tuna lumayan ya, volume gas sekitar 300-an Billion Cubic Feet (BCF) dan minyaknya ada sekitar 20 juta hingga 30 juta,” ujarnya.

Di dalam rencana pengembangan atau plan of development (PoD), hasil migas dari Blok Tuna akan dikirimkan ke Vietnam.

Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf menjelaskan lebih lanjut, hasil migas dari Blok Tuna akan diekspor ke Vietnam karena jaraknya pengirimannya lebih dekat dibandingkan disalurkan ke dalam negeri.

“Jaraknya hanya 10 kilometer (km) ke Vietnam. Di situ ada fasilitas produksi gas eksisting milik Harbour, tetapi KKKS dengan Vietnam. Ini bisa disinergikan dibandingkan harus ditarik ke domestik butuh 600 km ke West Natuna,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Mempertimbangkan jarak tersebut, Nanang menyatakan, biaya operasional pengiriman hasil gas Blok Tuna akan lebih efisien. Harga gas yang atraktif itu, nantinya akan memberikan dampak positif bagi proyek-proyek yang ada di wiilayah perbatasan.

“Pengembangan Blok Tuna juga strategis karena berada di wilayah 3T (Daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar), betul-betul terluar karena sudah ada di utara Natuna berbatasan dengan Vietnam,” terangnya.

Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif berharap rencana pengembangan Blok Tuna dapat segera berjalan.

“POD yang di Blok Tuna cari alternatif lain dari Harbour Energy. Mereka sementara menunggu proses pengalihan tentu mereka harus berizin dulu,” ujar Arifin. (Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Operator Rusia akan Jual Hak Partisipasi di Blok Tuna

https://money.kompas.com/read/2023/07/19/150000126/terdampak-perang-perusahaan-migas-rusia-jual-sahamnya-di-blok-tuna

Terkini Lainnya

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

Whats New
Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

Whats New
Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

Whats New
Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

Whats New
Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke