Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengawali Pekan, IHSG dan Rupiah Bergerak di Zona Merah

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (18/9/2023). Demikian juga dengan mata uang Garuda yang melemah pada perdagangan di pasar spot.

Mengutip data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.980,87 atau turun 0,03 persen (1,91 poin) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.982,79.

Sebanyak 189 saham melaju di zona hijau dan 202 saham di zona merah. Sedangkan 218 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 893,2 miliar dengan volume 2,3 miliar saham.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, IHSG hari ini berpeluang megalami pelemahan. 

IHSG melemah didorong adanya tekanan dari kenaikkan harga minyak global akibat pemangkasan yang dilakukan oleh Arab Saudi.

Di sisi lain, The Fed akan mengambil sikap untuk selangkah lebih maju, karena pengalaman di masa lalu mengajarkan seperti itu. Potensi untuk menaikkan tingkat suku bunga masih terbuka lebar setidaknya untuk saat ini, meskipun secara konsensus pelaku pasar dan investor tetap melihat The Fed akan mempertahankan tingkat suku bunga.

“Harga obligasi hari ini mungkin akan bergerak kembali mengalami penurunan, begitupun dengan IHSG yang berpotensi terkoreksi akibat adanya tekanan jelang pertemuan The Fed. Namun, berdasarkan analisa teknikal, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 6.953 sampao 7.008,” kata Maximilianus dalam analisisnya.

Pasar saham Asia pagi ini bergerak di teritori negatif. Strait Times berada pada level 3.263,45 atau turun 0,53 persen (17,2 poin), dan Hang Seng Hong Kong melemah 0,47 persen (85,84 poin) pada posisi 18.097,05.

Sementara itu, Indeks Komposit Shanghai China naik 0,27 persen (8,3 poin) ke posisi 3.126,05.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Dikutip dari data Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah berada pada level Rp 15.374 per dollar AS, atau turun 18 poin (0,12 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.356 per dollar AS.

Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan, pekan ini pasar menantikan event penting pengumuman kebijakan moneter Bank Sentral AS atau The Fed pada Kamis dini hari, di mana pasar sudah berekspektasi bahwa suku bunga acuan tidak berubah.

Tapi di sisi lain, pasar melihat potensi bahwa Bank Sentral AS masih tetap mendukung suku bunga tinggi ke depannya karena data-data ekonomi AS yang membaik dan terutama inflasi yang belum juga turun ke target 2 persen.

“Potensi ini pula yang bisa mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya menjelang pengumuman kebijakan moneter AS tersebut," tutur Ariston kepada Kompas.com

Menurur dia, hari ini ada potensi rupiah melemah terhadap dollar AS ke arah Rp 15.380 per dollar AS sampai Rp 15.400 per dollar AS, dengan potensi support di sekitar Rp 15.300 per dollar AS. 

Sementara itu, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terlihat naik pagi ini. Untuk tenor 2 tahun naik sekitar 5 persen, tenor 10 tahun 1,8 persen dan 30 tahun 1 persen. Kenaikan ini bisa jadi reaksi terhadap dukungan The Fed untuk suku bunga tinggi.

Faktor lain yang bisa memicu pelemahan rupiah yakni kondisi harga minyak mentah yang terus naik ke atas 90 dollar AS per barrel. Kenaikan harga minyak akan berpengaruh kepada pasar, karena Indonesia adalah net importir minyak mentah.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2023/09/18/093547526/mengawali-pekan-ihsg-dan-rupiah-bergerak-di-zona-merah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke